SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Semburan minyak bercampur meterial (blow out) di Sumur D63 di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur,pada Kamis (11/9/2014), sekarang ini menurun tinggal setinggi satu meter. Sebelumnya sumur minyak yang ditambang secara tradisional menyembur hingga setinggi 15 meter.Â
Namun begitu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bojonegoro tetap meminta kepada Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Asset IV Field Cepu, selaku pengelola sumur minyak tua untuk menutup sumur D63. Alasannya untuk menjaga keselamatan penambang dan menghindari kerusakan lingkungan yang lebih parah.
“Kita langung meminta Pertamina untuk menutupnya, dan sudah dilakukan,” kata Kepala BLH, Tedjo Sukmono kepada Suarabanyuurip, Sabtu (13/9/2014).
Dia mengatakan, telah melakukan pemantauan langsung ke lokasi penyemburan dan mengambil sample air dan udara untuk diperiksa meskipun ada kandungan CO2 di dalam air dan gas pada sumur tradisional tersebut.
“Masih menunggu hasil tes laborat,” tegas mantan Staff Ahli Bupati itu.
Menurut Tedjo, akibat semburan minyak tersebut secara otomatis telah terjadi kerusakan lingkungan karena material yang menyembur dalam sumur dan mengenai tanah di sekitarnya serta mengalir kesekitar lokasi sumur.
Dikonfirmasi terpisah, Legal and Relations PEP Asset IV Sigit Dwi Ariyono belum memberikan konfirmasinya mengenai hal ini.(rien)