SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Dalam acara peresmian fasilitas produksi Lapangan Banyu Urip di Bandara International Juanda Surabaya, Selasa (7/10/2014) kemarin, Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono, menyatakan, jangan saling menghambat dalam menyelesaikan pekerjaan di Blok Cepu agar puncak produksi cepat terlaksana.
“Kalau ada masalah jangan saling mengunci diri, semua pihak harus terbuka,â€ujarnya dalam cuplikan sambutan yang diputar di tengah-tengah peresmian lapangan Banyuurip oleh Menteri Koordinator, Cahirul Tanjung, Rabu (8/10/2014).
Presiden menyampaikan, ekonomi di Indonesia perlahan-lahan mulai berkembang pesat terutama pada tahun terakhir saat ini. Pertumbuhan terjadi di sektor industri, transportasi, komersial dan sektor rumah tangga.
“Dalam hal ini, negara berkewajiban untuk meningkatkan kapasitas produksi energi, minyak, gas, batu bara dan listrik,â€ujarnya.
Tentunya, SBY menginginkan kekuatan energi yang lebih besar dan memperhatikan potensi-potensi yang ada, karena industri menjadi mesin dan roda ekonomi menuju ekonomi berkelanjutan.
“Inilah tugas negara dan dewab energi nasional,†imbuhnya.
SBY menceritakan sejarah Blok Cepu yang sangat panjang, dimana ketika menjalankan tugas negara pada tahun 2004 lalu, penyelesaian Blok Cepu menjadi prioritas diantaranya melakukan negoisasi dengan Amerika Serikat atau saat terjadinya silang pendapat antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Saya turun langsung dan mengakurkan keduanya lebih tepat untuk Blora dan Bojonegoro, yang akhirnya tercapai kesepakatan,â€tukasnya.
SBY meminta Menko Perekonomian Cahirul Tanjung, harus menjadi bagian penting untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak. Terus melakukan peningkatan eksplorasi dan eksploitasi baik on shore maupun off shore karena sumber-sumber minyak mengalami penurunan.
“Yang pada akhirnya kita semua berharap, agar puncak produksi 165 ribu Bph di Blok cepu segera tercapai,†pungkasnya. (rien)