SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, meminta kepda operator migas Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk tetap memberdayakan masyarakat lokal sekitar ring 1 meskipun pekerjaan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) telah berakhir.Â
“Kami akan terus kawal eksistensi EMCL pada keterlibatan lokal, meski EPC 1 dan 5 selesai nantinya,” tegas Wakil Ketua DPRD, Sukur Priyanto, kepada suarabanyuurip, kamis (26/2/2015).Â
Selain itu, dewan meminta agar eksekutif juga memaksimalkan pelatihan dan sertifikasi baik di sektor migas maupun non migas untuk menambah keterampilan (skill) warga lokal. Agar mereka memiliki bekal mendapatkan pekerjaan setelah proyek EPC selesai.Â
“Di sini, EMCL bisa terus memberikan program pelatihan dan sertifikasi melalui program CSRnya,” tegas politisi asal Partai Demokrat ini.
Sementara itu, Public and Government Affairs Manager EMCL, Rexy Mawardijaya, menyampaikan, puncak proyek Banyuurip telah mempekerjakan lebih dari 9.000 pekerja Indonesia. Hampir 60 persen dari jumlah tersebut merupakan pekerja dari daerah sekitar operasi, khususnya Bojonegoro dan Tuban.Â
“Meskipun menjadi tantangan untuk mencari pekerja terlatih dari daerah sekitar operasi, kami dapat memaksimalkan penyerapan pekerja setempat pada tahap konstruksi,” kata Rexy.Â
Ia menegaskan, telah mempersiapkan para pemuda terpilih dari desa tetangga untuk dilatih dan menjadi pekerja proyek. Lebih dari 2 juta jam pelatihan disediakan untuk pekerja nasional melalui lebih dari 2500 pelatihan dan lebih dari 100 ribu kehadiran pekerja dan kontraktor nasional pada berbagai pelatihanÂ
Tak hanya itu, lanjut Rexy, pada masa puncak konstruksi, lebih dari 450 perusahaan nasional mendukung proyek ini sebagai subkontraktor kepada 5 perusahaan konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan Indonesia. Lebih dari 150 perusahaan dan koperasi dari Bojonegoro mengikuti pelatihan Pengenalan Proses Pengadaan.Â
“Masa proyek konstruksi berlangsung dalam jangka waktu terbatas. Peralihan dari masa pembangunan kepada masa operasi dengan sendirinya menjadi akhir dari kegiatan para pekerja konstruksi,” lanjutnya.Â
Rexy menilai, pengalaman dan pelatihan yang diperoleh para karyawan dari bekerja di proyek ini akan membuka kesempatan yang baik untuk pekerjaan di masa mendatang dalam proyek-proyek dan industri-industri lain baik di Bojonegoro, Tuban, Jawa Timur, serta daerah-daerah lain di Indonesia.
Rexy melanjutkan, 110 peserta pelatihan dari wilayah sekitar Lapangan Banyuurip telah direkrut untuk mengoperasikan fasilitas Banyu Urip selama beberapa tahun ke depan. Beberapa di antara mereka telah menjalani pelatihan di Aceh dan di negara-negara lain dimana ExxonMobil beroperasi. Mereka dilatih untuk mendapatkan kemampuan, pengetahuan, dan belajar dari para mentor terbaik.Â
“Kami sangat menghargai usaha dan dedikasi yang telah ditunjukan para pekerja selama ini. Usaha mereka telah berkontribusi dalam pencapaian keselamatan proyek, kualitas terbaik, jadwal yang tepat, dan pencapaian alokasi biaya-biaya. Kami juga menghargai dukungan masyarakat selama kami menjalankan proyek ini,” pungkasnya.(rien)