Gedung SD Rusak Tanggungjawab PU

SuaraBanyuurip.com - Ririn Wedia

Bojonegoro – Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, merespon adanya penemuan sejumlah gedung sekolah dasar (SD) yang rusak berat di wilayahnya. Diknas menegaskan jika pembagian pembangunan gedung SD yang rusak disesuaikan dengan nilai anggaran perbaikan.

“Jika rusak berat dan nilai proyek di atas Rp200 juta menjadi tanggungjawab PU,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro, Husnul Khuluq kepada suarabanyuurip.com, Kamis (23/04/2015).

Dia mengatakan, pembangunan gedung sekolah yang mengalami rusak berat itu ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) menggunakan Dana Bagi Hasil (DBH) Minyak dan Gas BUmi (Migas).

“Sementara yang rusak berat itu hampir Rp23 miliar, jadi masih sangat minim,” tegas Khuluq.

Sedangkan, lanjut Khuluq, Dinas Pendidikan menganggarkan sebesar Rp12 miliar untuk rehab gedung sekolah yang kondisinya rusak ringan dan rusak sedang. Dana Rp12 miliar itu digunakan untuk memperbaiki 82 gedung sekolah dasar yang rusak.

“Jumlah ruang gedung yang rusak sedang dan ringan totalnya ada 487 ruang. Sementara yang sudah baik ada 2.999 ruang,” lanjutnya.

Khuluq menjelaskan, jumlah ruang sekolah dasar yang ada di Kabupaten Bojonegoro, ada sebanyak 4.397 yang mengalami kerusakan. Sementara untuk pemerataan, pembangunan gedung dilakukan secara bertahap.

“Yang rusak hampir merata, sehingga pembangunannya dilakukan secara bertahap. Misalnya satu sekolah ada enam ruang rusak kita bangun tiga dulu untuk pemerataan. Sehingga tidak ada kesenjangan,” tegasnya.

Khuluq menambahkan, untuk sekolah yang mengalami rusak berat itu, pengusulannya dilakukan secara langsung ke Dinas Pekerjaan Umum, tanpa melalui Dinas Pendidikan.

“Usulannya juga langsung ke PU, dengan pendataan secara musrenbang. Setelah, musrenbang disinergikan antara dinas pendidikan dan PU,” terangnya.

Menurut Khuluq, beberapa gedung sekolah yang rusak itu disebabkan karena karena usia bangunan yang sudah tua. Sebab, rata-rata dibangun usia 1986. Namun untuk tahun ini pengajuan paling besar dialokasikan untuk pembangunan gedung SMP.

“Justru yang rusak parah SMP, hampir 30 persen rusak. Tapi tidak hafal jumlahnya. Bahwa tahun 2015 ini penganggaran lebih banyak karena dana bos tidak cukup,” pungkasnya.(rien)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *