SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro, meminta kepada operator migas Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), untuk mengutamakan aspek kesehatan warga dengan adanya flaring (gas suar bakar) tambahan di Lapangan Banyuurip saat ini.
Sekarang ini, volume flaring di tapak sumur B Banyuurip mencapai 23 juta standar kaki kubik per hari (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD). Rencananya volume itu akan ditingkatkan menjadi 70 MMSCFD pada Juni mendatang untuk menambah produksi minyak.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Bojonegoro, M Sholeh, mengatakan, pada kegiatan flaring di Blok Cepu pasti akan menimbulkan dampak pada lingkungan sekitar.
“Karena itu pada saat pembahasan AMDAL beberapa waktu lalu, Pemkab meminta EMCL untuk menjamin kesehatan masyarakat,” ujar M Sholeh.
Dia menyampaikan, meskipun aktifitas flaring hanya bersifat sementara, namun tetap menimbulkan polusi. Polusi itu akan menyebabkan penyakit saluran pernafasan (ISPA). “Kami telah mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar untuk mempersiapkan alat pelindung diri,” imbuh Soleh.
Dikonfirmasi terpisah, Vice President Public and Government Affairs EMCL, Erwin Maryoto, mengatakan, pada public consulting yang difasilitasi Badan Lingkungan Hidup (BLH) telah diungkapkan apa saja dampak yang ditimbulkan. “Untuk melaksanakan mitigasi dampak flaring, kami sudah menyiapkan beberapa program kemasyarakatan,” tegas Erwin.
Dia menyampaikan, salah satu yang sudah disiapkan adalah program kesehatan dengan menggandeng lembaga swadaya masyarakat (LSM) di bidang Kesehatan akan memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar yang terdampak.
“Ada juga pelatihan kader-kader kesehatan,” pungkas Erwin.(rien)