SuaraBanyuurip.com -Â Winarto
Bojonegoro – Turunnya hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Bojonegoro beberapa hari ini. Tak terkecuali di wilayah sekitar proyek Lapangan Banyuurip, Blok Cepu di Kecamatan Gayam, Bojonegoro, Jawa Timur. Selain membawa dampak positif bagi para petani karena bisa mengolah lahan pertaniannya juga membawa dampak negatif pula.
Diantaranya adalah naiknya debit air Bengawan Solo yang bisa membahayakan warga yang berada di sekitar bantaran Sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Juga tidak menutup kemungkinan akan muncul wabah penyakit yang sewaktu-waktu bisa menyerang masyarakat. Misalnya, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD ) dan lain sebagainya.
“Biasanya disaat pergantian musim dari musim kemarau ke musim penghujan atau sebaliknya seperti ini sangat rentan sekali penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegipty menyerang jika warga tidak mengantisipasinya,” kata Suwaji, warga Desa Ringintunggal, Kecamatan Gayam, kepada Suarabanyuurip.com, Rabu (10/02/2016).
Selain warga melakukan pengantisipasian sendiri, kata dia, operator Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) melalui Corporate Social Responsibility (CSR) segera melakukan program penanggulangan dengan cara pengasapan (fogging) ketempat yang dianggap menjadi tempat sarang nyamuk pembawa petaka tersebut.
“Sebagai tetangga yang baik sangat perlu program fogging itu dilakukan di desa sekitar. Baik dengan cara menggandeng pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) maupun lainnya,” ujar warga ring satu Banyuurip ini menyarankan.
Ditambahkan, pihak Dinkes juga perlu segera untuk mengambil sikap penanggulangan pula sebelum wabah mematikan itu menyerang warga.
“Untuk Dinkes, saya harapkan jangan cuma menghimbau terhadap masyarakat saja, tetapi juga segera melakukan tindakan nyata lah,” imbuhnya.
“Saya sangat mendukung jika ada program pengasapan dari EMCL, PEPC maupun Dinkes sebagai langkah penanggulangan sebelum wabah DBD ini menyerang warga,” sambung Kepala Desa (Kades) Jelu, Kecamatan Ngasem, Guntur ditemui terpisah. (Win/ko)