SuaraBanyuurip.com -Â Ali Imron
 Tuban – Pemerintah Daerah (Pemda) Tuban, Jawa Timur, tahun ini berkomitmen memberantas mafia pupuk bersubsidi yang tumbuh subur di wilayah setempat. Keberadaan mafia kerap mengurangi jatah pupuk petani, dan berimbas menurunnya jumlah produksi pangan.
“Semua pihak harus berani memangkas mafia pupuk,” kata Bupati Tuban, Fathul Huda, kepada Suarabanyuurip.com, ketika ditemui usai panen raya jagung di Desa Bahoro, Kecamatan Bangilan, Selasa (01/03/2016).
Sebenarnya Tuban menjadi salah satu kabupaten penghasil jagung terbesar di Jawa Timur. Terbukti total produksi jagung mencapai 506.966 ton jagung pipilan kering, dari luas panen 96.975 hektar di tahun 2015.
“Tetapi besarnya produksi jagung belum diimbangi harga yang stabil,” ungkapnya.
Pemda melalui Dinas Pertanian bakal mengupayakan pasokan pupuk. Idealnya pupuk harus sampai ke tangan petani langsung, dan harganya wajar sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Selain itu, mendesak Subdrive Bulog Bojonegoro ikut menyetabilkan harga jagung. Caranya aktif menampung jagung dari petani Tuban. Meskipun Bulog belum memiliki alat pengering, minimal berani membeli jagung petani lokal.
“Pemda bakal instruksikan pengelola resi gudang untuk menyediakan alat pengering jagung,” tambahnya.
Beberapa upaya peningkatan produksi jagung meliputi, intensifikasi atau ekstensifikasi lahan kurang produktif dibekas tebangan perhutani. Sehingga pertumbuhan produksi jagung lokal dapat melebihi 4 persen setiap tahunnya.
“Harga jagung nantinya sesusi harapan petani,†tandasnya.
Diketahui, panen raya jagung 2016 digelar di lahan Perhutani, petak 29 E RPH Tawun, BKPH Bahoro, KPH Jatirogo, Tuban.
Hadir dalam acara tersebut Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Sumardi, Forpimda, Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar), Dinas Pertanian, BP2KP, dan Lembaga Masyarakat Daerah Hutan (LMDH) KPH Jatirogo. (Aim)