SuaraBanyuurip.com -Â Ali Imron
Tuban – Puluhan warga Desa Jatisari, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mengancam bakal memblokade jalan penghubung desa di wilayah setempat. Aksi frontal tersebut bakal terjadi, apabila Pertamina Eksplorasi dan Produksi (P EP) tidak segera bertanggung jawab memberikan kompensasi atas aksi moving kendaraan proyek menuju sumur Tapen, Desa Sidoharjo yang telah merusak beberapa fasilitas warga sekitar.
“Kami tak segan memblokade jalan,†kata salah seorang warga Jatisari, Muhammad Ikhtiar, kepada Suarabanyuurip.com, ketika dikonfirmasi melalui teleponnya, Selasa (24/5/2016).
Aksi tersebut rencana awal dilakukan pada malam ini. Ketika sopir kendaraan proyek sudah mulai ugal-ugalan kembali. Sejak sebulan terakhir kendaraan moving kerap meresahkan masyarakat. Sebab, setiap hari rata-rata ada 15 kendaraan besar melewati jalan desa.
“Kadang bising kalau sudah larut malam dengan kecepatan diatas 30 Km/jam,†imbuhnya.
Dia menilai, Pertamina EP selaku penanggungjawab proyek terkesan sengaja membiarkan kendaraannya melakukan aksi moving dengan kecepatan tinggi. Bahkan surat pemberitahuan kepada Pemerintah Desa (Pemdes), dan tokoh masyarakat Jatisari tidak pernah diberikan oleh perusahaan yang mengelola Sumur Tapen tersebut.
“Apabila ada surat pemberitahuan kegiatan proyek jelas kami sedikit memahaminya,†tambahnya.
Hingga kini puluhan warga masih berkoordinasi, apakah nanti malam aksi blokade jadi dilakukan. Selain meminta kompensasi, warga juga menuntut perbaikan fasilitas umum yang rusak akibat kendaraan moving.
Tuntutan lainnya PEP diminta memberi ganti rugi kepada warga terdampak suara bising kendaraan.
“Selama ini tidak pernah ada bantuan apapun dari PEP, padahal Desa Jatisari menjadi akses jalur utama menuju proyek Sumur Tapen,†akunya.
Diketahui, selama dua hari terakir aksi moving kendaraan proyek PEP sangat merugikan masyarakat setempat. Tercatat dampak dari aksi tersebut, kabel tegangan tinggi di wilayah setempat putus selama 12 jam. Beberapa pohon tumbang, tiang telepon dan papan rekalme nyaris roboh, dan dua rumah warga rusak ringan.
Sampai berita ini diturunan, Suarabanyuurip.com, masih berusaha menghubungi Legal and Relations Staff PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Aulia Arbiani. Pesan singkat yang dikirimkan sejak pukul 16:14 WIB, belum dijawab. (Aim)