SuaraBanyuurip.com -Â Ririn Wedia
Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, menyampaikan, belum ada pertemuan dengan operator Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) terkait permintaan kompensasi tambahan dari warga sekitar akibat adanya flaring yang masih menyala hingga sekarang.
“Memang ada laporan masuk, warga ring 1 menanyakan kompensasi lanjutan. Karena flaring yang seharusnya berhenti Juni lalu sekarang masih nyala,” ujar Kepala Dinas ESDM, Agus Supriyanto, Kamis (4/8/2016).
Sementara itu, dari sumber yang terpercaya menyebutkan pemberian kompensasi berupa beras itu didasari perjanjian antara EMCL, SKK Migas dengan masyarakat, dalam hal ini masyarakat Mojodelik dan Gayam, Kecamatan Gayam, Bojonegoro.
“Dulu ada pertemuan antara kades, tokoh masyarakat, Pemkab, BLH, dan KLH mengadakan pertemuan di kantor Kementerian. Lalu muncul dokumen perjanjian,” ujar sumber tersebut yang mewanti-wanti tidak menyebutkan identitasnya, kepada Suarabanyuurip.com melalui sambungan telephone.
Didalam dokumen tersebut, salah satu pasalnya menyebutkan bahwa sebagai bagian dari komitmen EMCL sebagai warga korporat, ketika flaring di atas 23 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) dilakukan, EMCL akan memberikan sejumlah beras kepada masyarakat terdampak.
“Artinya dalam pasal ini ada 3 point penting. Yang pertama, beras diberikan saat pembakaran di atas 23 MMSCFD,” terangnya
Selain itu, beras diberikan atas komitmen EMCL sebagai warga korporat. Bukan kompensasi atas kerugian. Karena sebelum flaring dilakukan pun beras sudah dibagi.
“Terakhir, beras diberikan hanya kepada warga terdampak. Dalam hal ini, Dusun Temlokorejo dan Kaliglonggong, Desa Gayam serta Dusun Samben dan Ledok Desa Mojodelik,” pungkasnya.
Seperti diketahui, saat ini aktivitas commisioning dan start up dari fasilitas proses di Lapangan Banyuurip, termasuk dalam kondisi operasi tidak normal. Sehingga, produksi rata-rata harian dalam enam bulan sebesar 5 Million Standard Cubic Feet per Day (gas) atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari (gas). Dimulai sejak kondisi operasi normal dengan produksi minyak rata-rata 185.000 barel per hari.
Juru bicara dan humas EMCL, Rexy Mawardijaya, ketika dikonfirmasi melalui pesan pendek terkait aktivitas flaring Banyuurip saat ini berapa MMSCFD. Hingga berita ini diturunkan belum memberikan jawaban. Â (Rien)