SuaraBanyuurip.com -Â Ririn Wedia
Bojonegoro – Dirjen Pertanian RI dan Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Jawa Timur kembali menggalakkan pembelian gabah dari petani dalam rangka memenuhi target penyerapan gabah. Untuk itu, Bulog menggandeng TNI melakukan pembelian gabah di lapangan.
Seperti yang dilakukan anggota TNI dan petugas Bulog mendatangi wilayah yang mulai panen padi. Diantaranya Desa Temu dan Gedung Arum, Kecamatan Kanor. Kedatangan para TNI itu dalam rangka sosialisasi pembelian gabah petani untuk Bulog Bojonegoro.
Namun, sosialisasi itu menuai protes dari para tengkulak dan petani. Sebab, pembelian gabah oleh Bulog jauh dari harga gabah saat ini. Gabah para petani hanya dibandrol Rp 3.700 per kilogramnya (Kg) oleh Bulog. Sementara, harga gabah saat ini berkisar antara Rp 4.200/Kg sampai Rp 4.300/Kg.
“Kualitas gabah saat ini cukup bagus, jika dibeli dengan harga segitu para petani yang hancur. Saya sangat tidak setuju,” ujar salah satu petani, Ngadiran.
Selain membeli gabah dengan harga murah, Bulog dan Dirjen Pertanian juga meminta TNI untuk mengawasi dan mengusir para tengkulak atau penebas gabah. Sebab, pembelian yang dilakukan penebas lebih mahal, sehingga para petani memilih menjual ke penebas dibanding ke Bulog.
“Ini niat mau membunuh orang tani,” tegas petani lainnya, Bambang.
Ia mengaku, biaya kebutuhan tanam, pemupukan dan perawatan padi cukup besar. Sehingga, jika gabah dari sawah dibeli dengan harga murah maka petani bakal mengalami kerugian besar.
“Dari pada dibeli dengan harga murah mending gabahnya ditimbun saja di rumah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Efdal, hingga berita ini diturunkan belum memberikan konfirmasinya terkait hal tersebut.(Rien)