SuaraBanyuurip.com -Â Ali Imron
Tuban – Kapolres Tuban, Jawa Timur, AKBP Fadly Samad, langsung mengecek situasi di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio (KSB) bersamaan adanya unjuk rasa gabungan Lembaga Swadaya (LSM) di Kota Surabaya hari Senin (7/8/2017) yang mendesak patung Kong Co Kwan Sing Tee Koen dirobohkan. Pria kelahiran Makassar ini tak ingin demo tersebut meluas ke Bumi Wali (sebutan lain Tuban).
“Sehari pasca penutupan kami langsung mengecek keamanan di klenteng,” ujar Kapolres AKBP Fadly Samad, ketika ditemui suarabanyuurip.com di klenteng Jalan RE Martadinata Tuban.
Bersama pengurus aktif KSB, Fadly berkomitmen menjaga Tuban damai dan aman. Masyarakat diminta tak terprovokasi dengan isu SARA yang dihembuskan oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
Mari berdoa supaya Indonesia damai. Penutupan patung kali ini murni untuk kebaikan semua pihak, sambil proses pengurusan perizinan. Tak ada desakan maupun intimidasi dari Forkopimda Tuban.
“Umat tri dharma tetap beribadah seperti biasa,” tambah Fadly panjang lebar.
Negara dalam hal ini menjamin setiap warganya berkeyakinan. Dipastikan tak ada pembatasan waktu umat beribadah.
Ketua Umum TITD KSB, Gunawan Putra Irawan, membenarkan soal kebebasan umat beribadah. Soal patung Kong Co kini telah diselesaikan dengan pihak terkait.
“Keamanananya telah disupport Polres,” terangnya.
Pasca penutupan patung terbesar se-Asia Tenggara hari Sabtu (5/8) kemarin, keamanan sekitar patung di perketat. Dua security telah disiagakan untuk mengawasi siapapun yang mengambil foto patung sesembahan umat Konghucu.
Upaya ini untuk mengantisipasi maraknya meme di media sosial akhir-akhir ini. Patung Kong Co merupakan sesembahan umat, dan tak perlu dihujat.
Bahkan ada salah satu umat maupun pengunjung yang menangis. Mereka menyesalkan penutupan monumen patung setinggi 30,4 meter yang diresmikan oleh Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan tersebut.
“Kami berharap Indonesia aman dan damai,” pungkasnya. (Aim)