SuaraBanyuurip.com -Â Ririn Wedia
Bojonegoro – Direktur Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur, Suti’ah menyatakan, dalam rangka melestarikan lingkungan di wilayah industri minyak dan gas bumi (migas) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tidak hanya melakukan penanaman pohon saja.
“Sebetulnya penghijauan itu dilakukan dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem atas aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan migas,” kata Sutiáh kepada www.suarabanyuurip.com saat berada di Bojonegoro beberapa waktu lalu.
Produksi di lapangan migas kebanyakan menghasilkan emisi karbon serta eksploratif terhadap air dan tanah. Sehingga, penanaman pohon saja tidak cukup, tetapi juga konservasi terhadap tanah dan air itu sendiri.
Dari informasi yang diterima, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro telah merekomendasikan penanaman pohon setidaknya sebanyak 25.000 sesuai Dokumen Analisis Dampak Lingkungan.
Padahal, disisi lain meskipun pohon itu bisa memroduksi O2 sebetulnya ada banyak tanaman yang tidak bisa mereproduksi air. Sehingga, betul-betul perlu dipertimbangkan lagi jenis tanaman yang bisa menjaga ketersediaan air maupun O2.
“Karena yang dilihat adalah pembakaran emisi karbon yang dapat mencemari udara,” pungkasnya.(rien)