SuaraBanyuurip.com -Â Ririn Wedia
Bojonegoro – Pemerintah Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mendorong pemerintah desa di wilayahnya tidak hanya mengandalkan industri migas Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu. Namun dapat memaksimalkan potensi yang ada di masing-masing desa untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan pendapatan desa.
“Bisa dengan cara mengembangkan wisata desa,” kata Camat Gayam, Agus Hariana, Sabtu (20/6/2020)
Dijelaskan salah satu wisata yang sekarang ini butuh dukungan adalah Puthuk Kreweng yang dibangun oleh Pemerintah Desa Mojodelik. Puthuk Kreweng merupakan inovasi Kades Mojodelik, Yuntik Rahayu, dengan mengandalkan spot yang indah.Â
“Kami akan meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mendata potensi-potensi wisata agar mendapat dukungan dalam pengembangannya,” imbuh Agus.Â
Selain Puthuk Kreweng, ada sejumlah potensi wisata di wilayah Gayam yang butuh digarap maksimal. Di antaranya agrowisata Jambu Kristal di Desa Brabowan, Ringintunggal. Kemudian wisata Batik Ringintunggal, dan penemuan perahu kuno yang sekarang ini diletakkan di Makam Leluhur Desa Ngraho.Â
Kemudian, pengembangan embung bekas galian proyek Banyu Urip di Desa Bonorejo yang rencananya akan disulap jadi lokasi wisata keluarga. Juga rencana pembangunan embung di Desa Gayam.Â
“Saya harapkan wisata di sini kedepan bisa terintegrasi. Sehingga dapat menumbuhkan usaha baru yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” harap mantan Plt. Kepala Dinas Perdagangan Bojonegoro itu.
Pihaknya mengaku dalam waktu dekat akan melakukan rapat koordinasi dengan Pemdes di Kecamatan Gayam untuk menyampaikan inovasi juga ide gagasan dalam mengembangkan wisata desa.Â
“Sehingga tidak hanya mengandalkan industri migas. Tapi bisa menjadi pendukung dengan adanya industri migas di sini. Karena banyak orang-orang dari luar daerah yang datang ke sini,” pungkasnya.Â
Dikonfirmasi terpisah, pemilik Agrowisata Jambu Kristal Desa Ringintunggal Erik Gunawan mengapresiasi gagasan dari Pemerintah Kecamatan Gayam. Ia mengaku telah membangun agrowisata sejak tiga tahun lalu.Â
Luas kebun jambu milik Erik 3.000 meter persegi dengan jumlah 200 an pohon. Setiap kali panen bisa menghasilkan 2-3 ton. Selain itu, ia juga memiliki kebun yang sama yang dikelola familinya. Luasnya satu hektar. Lokasinya tak jauh darikebun yang dikelolanya. Dengan jumlah 5.000 pohon jambu merah, dan 750 pohon jambu kristal.
“Di sini juga bisa petik langsung di kebun,” ujarnya dikonfirmasi terpisah.
Selain itu, Erik juga menyediakan bibit Jambu kristal maupun jambu merah yang dijual kepada masyarakat.
“Saya bekerjasama dengan pemerintah desa memberikan bibit jambu kepada setiap kepala keluarga. Harapannya di sini kedepan menjadi sentra penghasil atau wisata jambu,” punhkasnya.(rien)Â