SuaraBanyuurip.com – Samian Sasongko
Bojonegoro – Sepertinya selalu bisa ditebak kondisi harga komoditi pertanian bila memasuki musim panen raya di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Harga hasil pertanian dapat dipastikan tak akan lama stabil, tapi cepat mengalami penurunan ketika para petani secara serentak memanen tanamannya.
Seperti tahun sebelumnya, tahun ini harga gaplek yang sebelumnya rata-rata mencapai Rp 2.200/Kg, sekarang anjlok tinggal Rp 1.800/Kg. Sedangkan untuk harga singkong yang semula Rp 1.000/Kg, tinggal Rp 700/Kg. Hal ini membuat para petani kecewa karena keadaan harga yang cenderung labil.
Salah satu petani Dusun Suruhan, Desa Butoh, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Lasimo, mengatakan, sudah sejak seminggu lalu mulai panen singkong. Harga gaplek masih berada di kisaran Rp 2.200/Kg. Setelah banyak petani yang mulai panen harga gaplek turun Rp 300/Kg.
Untuk mengeringkan singkong menjadi gaplek, lanjut Lasimo, jika cuaca panas membutuhkan waktu selama lima hari. Sedangkan usia singkong dapat di panen rata-rata delapan bulan.
“Awalnya gaplek belum begitu kering, harga Rp 2.200. Tapi sekarang dengan kualitas lebih bagus yaitu kering malah turun drastis tinggal Rp 1.800/Kg,” kata Lasimo, kepada Suarabanyuurip.com, Kamis (23/7/2020).
Petani pinggiran hutan ini sudah tak begitu heran dengan keadaan seperti ini karena hal yang sama juga ia rasakan pada tahun-tahun sebelumnya.
“Saya tidak tahu persis, apa ini permainan pedagang atau memang pasokan sedang penuh, tapi keadaan seperti ini selalu terjadi,” ucapnya.
Rasa kecewa tentu tak bisa dipungkiri Lasimo. Namun ia sendiri tak bisa berbuat banyak dengan harga komoditi pertanian yang terlalu sering tidak berpihak pada petani. Ia lebih pasrah dengan keadaan dan tetap menjual hasil panennya.
“Tidak hanya terjadi pada harga gaplek saja, tapi saat panen kacang tanah, jagung dan lainnya juga sama seperti ini. Kalau kecewa jelas kecewa, tapi sudah tidak kaget lagi karena sudah biasa ngalami,†tandasnya.
Segendang seirama disampaikan Taslim. Ia mengaku, meski harga gaplek turun tetap bersyukur atas panen singkong atau ketela pohon yang diperoleh. Karena cuaca alam sangat mendukung untuk mengeringkan singkong menjadi gaplek. Selain cepat kering, hasilnya bagus, yaitu putih.
“Alhamdulillah hasilnya gaplek bagus, karena cuacanya panas. Jadi rata-rata gapleknya putih-putih. Kalau harganya tidak naik tidak tak jual semua. Sebagian saya timbun saja, lagian dibuat nasi juga enak,” sambung Taslim.(sam)