Penjahit Disabilitas Campurejo Dilibatkan Pengadaan Setengah Milyar Masker

21111

SuaraBanyuurip.comArifin Jauhari

Bojonegoro – Menjadi penyandang disabilitas tidak menjadikan Munasri, warga Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, bergantung orang dekat disekitarnya. Namun lebih menekuni keahliannya sebagai penjahit untuk meraup penghasilan dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Keahlian yang dipunyai berawal dari kursus gratis menjahit pada kisaran tahun 1996 yang diselenggarakan dinas pendidikan (Diknas). Kala itu mendapatkan modal mesin jahit sebagai hadiah, karena berhasil menduduki peringkat ke lima sewaktu lulus ujian.

“Saya pakai modal jahit sampai sekarang, akhirnya berkembang bisa beli mesin obras, mesin necik dan sebagainya,” kata Munasri, kepada SuaraBanyuurip.com, Jumat (09/10/2020).

Warga sekitar ladang migas Sukowati, Blok Tuban ini mengungkapkan, usahanya menjahit sempat macet akibat adanya wabah covid-19. Selama kurang lebih tiga bulan sama sekali tak ada order jahit.

“Beruntung Pemdes Campurejo menggandengnya melalui BUMDes, diminta menjahit masker hingga ribuan lembar. Alhamdulillah bisa bernafas lega, bisa mendapatkan penghasilan lagi untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” ucapnya.

Ibu satu anak ini mengaku, sekira 1.360 lembar masker yang sudah berhasil dijahit. Bahkan bersama suaminya Eko Sulistiono sampai harus mengambil pesanan jahitan dari Jatirogo, Kabupaten Tuban, dan Surabaya.

“Karena kondisi keterbatasan fisik, saya dibonceng naik motor dalam jarak cukup jauh tentu cepat capek. Kalau bicara untung tak seberapa. Tapi berapapun hasil yang saya dapat tetap saya syukuri saja,” ujar wanita tamatan SMAN 4 angkatan kedua ini.

Disinggung tentang adanya bantuan UMKM, Munasri mengaku telat mendengar informasinya. Kendati sudah diurus dan dibantu Pemerintah Desa (Pemdes) Campurejo, dan masih menunggu pencairannya.

“Harapan saya bisa membeli mesin itik yang dipakai untuk membuat lubang kacing pakaian itu, Mas,” imbuh wanita 46 tahun.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Campurejo, Edi Sampurno, membenarkan bahwa Gerakan Setengah Milyar Masker untuk Desa  Aman Covid-19, pihaknya telah melibatkan penjahit masker dari kaum disabilitas. Edi, sapaan karibnya, mengaku tahu persis keadaan warganya yang terdampak wabah covid-19.

“Masyarakat harus terus berdaya guna dan berpenghasilan, ini tidak mudah,” katanya.

Adanya surat edaran dari Kemendesa PDTT, yang mewajibkan kades mengadakan empat masker yang bisa dicuci untuk setiap warga inilah yang menjadi dasar untuk memberdayakan para penjahit di desanya saat pandemi. Termasuk di dalamnya ada Munasri yang menyandang difabel.

“Untuk pengadaan empat masker ini yang dua masker dananya diambilkan dari Dana Desa, sedang yang dua masker lagi melalui swadaya warga yang mampu atau gotong royong,” jelasnya. (fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *