SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, berencana bakal menggeser loket masuk pengunjung yang semula dalam area wisata tak jauh dari tempat parkir kendaraan akan digeser ke depan lebih dekat gapura utama masuk lokasi wisata Kayangan Api.
Hal itu guna menangkal kebocoran pendapatan dari tiket masuk pengunjung di objek wisata kayangan api yang terletak di kawasan hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro masuk wilayah Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Kepala Disbudpar Bojonegoro, Budiyanto, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata, Titis Anganten Wiyanti mengungkapkan, dengan dibangun loket lebih dekat gapura utama masuk kayangan api, pengunjung akan berada pada satu jalan masuk. Dengan begitu, diharapkan pengunjung bisa masuk membawa kendaraan hanya satu pintu melalui loket.
“Kalau loket yang sekarang, karena terlalu kedalam, masih ada celah untuk masuk ke kayangan api tanpa lewat loket,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com, Senin (09/08/2021) kemarin.
Titis menambahkan, dengan menutup potensi kebocoran dari masuknya pengunjung tanpa melalui loket, tentunya setoran pendapatan dari wisata kayangan api bisa mendongkrak PAD (Pendapatan Asli Daerah) Bojonegoro kedepan.
“Sekarang baru dalam tahap perencanaan,” ujarnya.
Menyambung perihal PAD, meski pandemi, dimana sektor wisata rerata terpukul, sebetulnya kayangan api masih mencatatkan pendapatan lumayan. Titis membukakan catatan, akumulasi pendapatan kayangan api sejak Januari sampai dengan per 31 Juli 2021, sebesar Rp. 91.819.000. Jumlah itu sudah termasuk pendapatan parkir.
Rinciannya, dari pengunjung sebanyak 11.494 berhasil dibukukan pendapatan tiket masuk sebesar Rp. 86.205.000. Sedangkan pendapatan parkir tercatat sebesar Rp. 5.614.000. Pendapatan tersebut sebelum bagi hasil antara Disbudpar di pihak Pemkab dengan pihak Perhutani, yakni 67 persen untuk Disbudpar berbanding 33 persen untuk Perhutani.
Untuk ukuran pendapatan di masa pandemi yang terdampak pada sepinya pengunjung, pendapatan yang dicapai kayangan api tergolong lumayan. Namun jika ditinjau dari target, Titis mengakui capaian pendapatan dari kayangan api baru sekira 30,33 persen dari yang ditargetkan sebesar Rp. 300 juta.
“Dalam kondisi normal, jika tidak ada pandemi, prediksi kami capaian pendapatan bisa lebih 100 persen dari target pada bulan Juli kemarin,” pungkasnya.(fin)