Arief Januwarso, Membawa Unigoro Makin Dikenal

23377

SuaraBanyuurip.com - Joko Kuncoro

Bojonegoro – Kampus Universitas Bojonegoro (Unigoro) kini menjadi kebanggaan masyarakat Bojonegoro, Jawa Timur. Selain mengedepankan kualitas pendidikan juga menghasilkan lulusan mahasiswa terbaik. Di balik kesuksesan Unigoro, ada sosok yang Arief Januwarso yakni Ketua Yayasan Suyitno.

Arief Januwarso menjadi Ketua Yayasan Suyitno Universitas Bojonegoro (Unigoro) 2013. Awal ia menjabat ketua yayasan, kondisi sarana prasarana kampus Unigoro kurang memadai untuk perkuliahan. 

“Waktu itu, kondisi gedung kampus kurang bagus dan banyak masyarakat mengira Unigoro adalah Sekolah Dasar (SD) karena tidak terurus,” kata Arief Januwarso mengawali cerita kepada tim dariNOL yang mewawancarainya. 

Arief menjelaskan, selain gedung yang kurang memadai, rata-rata dosen yang mengampu sudah diusia tidak produktif didominasi dosen tua.

“Dulu karena hanya ada kuliah sore, Unigoro dikenal sebagai kampusnya para pekerja atau PNS yang ingin mendapatkan ijazah saja,” jelasnya sebagaimana dikutip dari Channel YouTube dariNOL.

Ayik sapaan akrabnya menjelaskan, kondisi itu tentu harus ada perubahan dan perbaikan dari segi kualitas pendidikan maupun sarana dan prasarana. Kini, Unigoro sudah ada perkuliahan pagi dan mahasiswanya rerata lulusan sekolah menengah atas (SMA). Tentu, ia melanjutkan harus diikuti dengan pembangunan gedung untuk menunjang fasilitas perkuliahan.

Baca Juga :   Teguh Susanto, Pengendali Ular Asal Desa Ring 1 Blok Cepu

“Mahasiswa baru kini mulai meningkat, awal jumlah sebanyak 1.000 mahasiswa aktif bahkan tidak sampai. Kini, mahasiswa aktifnya di atas 3.000 yang kuliah di Unigoro,” katanya.

Selain itu, akreditasi program studi (prodi) juga perlu diperbaiki. Saat ini, kata Ayik lima prodi di Unigoro semua akreditasinya sudah B. Hal ini menjadi penting ukuran kinerja perguruan tinggi akreditasinya B.

Juga, kata dia, semenjak menjabat ketua yayasan di Unigoro mulai awal berdiri tidak pernah ada dosen mendapat hibah penelitian. Karena menurutnya belum menjadi dosen kalau belum melakukan penelitian dan pengabdian di masyarakat.

“Minimal bisa mengurus NIDN harus mendapatkan hibah penelitian dari Dikti. Ini saya awali 2017 lalu. Kini, sudah bisa menguliahkan 10 dosen untuk S3,” katanya.

Tentu harapannya, baik 15 atau 20 tahun kedepan Unigoro bisa mencetak banyak guru besar. Dan nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat terutama di Bojonegoro.(jk)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *