Eryul Mufidah Sukses Merintis Bank Sampah Digital dari Desa

24979

SuaraBanyuurip.com - Joko Kuncoro

Bojonegoro – Eryul Mufidah memperoleh penghargaan perempuan berjasa dan berprestasi di bidang lingkungan hidup. Mantan Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini sukses mendampingi pengelolaan bank sampah di desa-desa. Baik sistem pengelolaan, pemasaran hingga membuat laporan berbasis digital.

Eryul sapaan akrabnya mulai merintis pengelolaan bank sampah semenjak 2015 lalu. Waktu itu, alumnus S-2 di Universitas Wijaya Putera Surabaya tersebut melihat di Bojonegoro, belum ada bank sampah dan akhirnya berinisiatif untuk studi banding ke Malang.

“Waktu itu di Bojonegoro saya belum melihat ada bank sampah makanya kita belajar ke Malang,” katanya, Kamis (21/4/2022), usai menerima penghargaan pada puncak Hari Kartini di Gedung Grahadi Surabaya.

Pendampingan pengelolaan bank sampah, tentu terbilang tidak mudah dan harus memiliki jiwa sosial. Sebab, melakukan pemberdayaan merupakan proses perubahan karakter dan penuh tantangan.

Misalnya, untuk mengajak orang berbuat baik itu tidak mudah karena mereka membutuhkan contoh dan bukti nyata. Karena itu, ketika melakukan sesuatu membuang sampah pada tempatnya misalnya harus dimulai dari diri sendiri.

“Setelah itu baru mereka akan mengikuti kebaikan kita,” kata perempuan asal Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro itu.

Dengan adanya bank sampah masyarakat sangat merasakan manfaatnya. Misalnya, dengan melakukan pembinaan 167 bank sampah tentu akan meningkatkan sumber daya manusia. Baik mulai proses administrasi, sistem pengelolaan, pemasaran, pelatihan teknis daur ulang hingga menjadi produk yang mempunyai nilai jual.

“Apalagi saat ini sistem pelaporannya sudah menggunakan aplikasi atau digitalisasi,” kata dosen STAI Attanwir itu.

Sehingga, dengan adanya proses input data di aplikasi bisa mengetahui jenis sampah apa saja yang terkumpul. Juga, di aplikasi bank sampah Bojonegoro digital dapat mengetahui jumlah kecamatan dan desa yang telah memiliki bank sampah.

“Termasuk ada jumlah pembelian dan penjualan segala jenis sampah diantaranya kardus, besi, buku hingga karton,” terang Pengurus KADIN Bojonegoro itu.

Ada sebanyak 167 bank sampah yang sudah berjalan dan mendapatkan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro berupa kendaraan roda tiga. Namun, Ketua Bengkel Kreatif Putri Mandiri Bojonegoro itu melanjutkan masih memiliki banyak pekerjaan rumah karena 430 desa yang ditargetkan memiliki bank sampah.

“Yakni sesuai program ibu Bupati Bojonegoro satu desa satu bank sampah,” kata Eryul kepada suarabanyuurip.com

Perempuan berusia 42 tahun itu mengungkapkan setelah mendapatkan penghargaan dari Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju (KIM) untuk perempuan berjasa dan berprestasi, diharapkan masyarakat Bojonegoro turut serta dan mendukung kegiatan bank sampah. Karena masalah sampah menjadi tanggung jawab bersama bukan pengurus bank sampah atau angota saja.

“Berawal dari kelola sampah kita bisa menata lingkungan yang bersih asri dan sehat tentunya. Sehingga bisa mengikuti program DLH mulai adibuana berseri adipura dan proklim,” pungkas Owner Ery Catering itu.

Penghargaan yang diraih Eryul sebagai perempuan berjasa dan berprestasi di bidang lingkungan hidup tingkat nasional ini mendapat apresiasi dari DLH Bojonegoro. Prestasi tersebut dapat menjadi pelecut bagi desa-desa lainnya untuk mengembangkan bank sampah di setiap desa.

“Saat ini baru ada 168 bank sampah aktif yang tersebar di 19 kecamatan di Bojonegoro. Di antaranya di Kecamatan Kanor yang 25 desanya lengkap ada bank sampahnya,” sambung Kepala DLH Bojonegoro, Hanafi.

Adanya bank sampah tersebut, menurut mantan Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro itu, dapat mengatasi persoalan sampah yang terjadi saat ini. Sebab, volume sampah di Bojonegoro, sangat besar yakni mencapai 570 ton per hari. Namun, dari jumlah itu sampah yang ditangani hanya mencapai 100 ton per hari.

Penyebabnya, armada pengangkut sampah, seperti truk hanya mampu mengangkut 80 sampai 100 ton sampah per harinya. Sementara, sisa sampah yang belum bisa ditangani sekitar 400 ton. Sementara Bojonegoro hanya memiliki 19 armada pengangkut sampah.

“Oleh karena itu dengan meningkatkan pengelolaan bank sampah yang ada di desa-desa bisa didaur ulang, sehingga dapat mengurangi jumlah sampah. Selain itu bisa memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,” harap Hanafi.(jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *