SuaraBanyuurip.com – Teguh Budi Utomo
Tuban – Ramadan bagi orang Islam, adalah bulan ibadah puasa sarat berkah. Pelbagai ritual mendekatkan diri pada Sang Khaliq mereka lakukan dengan khidmat.
Sepanjang bulan itu pula dianggap sebagai waktu yang tepat untuk berpasrah kepada Allah. Mengakui segala kesalahan, dan memutihkan batin agar selepas Ramadan terlahir kembali, bak kertas putih belum tergores pena.Â
Bagi orang muslim, kata Ketua DPRD Tuban H Miyadi, melakoni prosesi ritual keagamaan selama Ramadan adalah bentuk kerinduan akan Surga dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Sebagian besar muslimin merindukan surga-Nya selama beribadah di bulan suci Ramadan,” ujar Ketua DPC PKB Tuban itu dalam satu acara bersama para Jurnalis di satu rembang petang.
Walau demikian, tambah pria yang dekat dengan kalangan kuli tinta ini, Surga pun sejatinya juga merindukan orang-orang terkasih. Siapa saja mereka, bisa dilihat dari bagaimana perilakunya dalam beraktivitas setiap hari, dan bagaimana ibadahnya selama Ramadan.
“Ada empat kriteria sehingga seseorang dirindukan oleh Surga,” sebut mantan aktifis Non Government Organization (NGO) dari Bina Swagiri tersebut.
Kriteria tersebut adalah, mereka yang membaca kitab suci Al-Quran setiap hari, menjaga lisan dengan baik, memberi makan kepada mereka yang membutuhkan, dan orang yang menjalankan puasa Ramadan dengan ihlas.
“Apakah kita sudah masuk dalam empat kelompok tersebut?” tambahnya dengan nada serius.
Jurnalis yang menyimak argumentasi Pak Miya, begitu politisi senior dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) itu akrab disapa, begitu terkesiap. Pun Ketua Ronggolawe Pers Solidarity (RPS) Tuban, Khoirul Huda, dan Ketua PWI Tuban, Suwandi, yang duduk di kanan dan kiri Ketua Dewan dua periode itu tampak terkunci bibirnya. (tbu)