Mengukuhkan Dolanan Soekarno di Sekolah Ongko Loro Mojokerto

IMG_20220619_135536

Usia anak tak lepas dari dolanan. Apapun jenis dan bentuknya, tanpa disadari, bermain dengan kawan sebaya menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan jiwa anak.

Sejumlah dolanan anak-anak tempo dulu, memiliki nilai pendidikan yang bagus. Di sana ada kekompakan, mengakui kekalahan dengan legawa, dan mengajarkan kepemimpinan terhadap anak.

“Tanpa disadari oleh anak, disana ada nilai-nilai pendidikan karakter,” kata Kepala SDN Purwotengah, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Endang Pujiastutik, disela menerima rombongan 60 orang dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur di sekolahnya, Minggu (19/06/2022).

Diantara permainan anak yang hingga kini dipertahankan  adalah, Dakon, Cublek-cublek Suweng, dan Bekel. Lembaga pendidikan dasar di Jalan Taman Siswa, Kota Mojokerto itu mempertahankan permainan lawas tersebut di lingkungan sekolahnya.

SDN Purwotengah dicagarkan oleh Pemerintah Kota Mojokerto, karena pada medio 1909-1912 Presiden RI I Ir Soekarno sekolah disitu. “Kalau historinya saat beliau belajar disini, sekolah ini sebutannya Sekolah Ongko Loro (angka dua),” kata kepala sekolah dengan 313 siswa yang diampu 25 orang pendidik dan tenaga kependidikan.

Di saat sang founding father sekolah di Tweede Inlandsche School itu, dolanan anak-anak tersebut sangat populer. Siswa disana saban waktu istirahat, memainkan tiga permainan tersebut.

“Kami mencoba mempertahankan permainan itu untuk anak-anak,” sergah Bu Ima, guru kelas sekolah itu secara terpisah. “Anak-anak juga nyaman bermain Dakon, Cublek Suweng maupun Bekel,” tambahnya.

Demikian pula saat para owner media online yang tergabung dalam AMSI bertandang. Anak-anak disana dibalut baju Beskap putih, berkain jarik yang dipadu Udheng di kepalanya memainkan dolanan legendaris di tanah Jawa itu.

Iringan gamelan yang dimainkan 12 siswa mengiringi gending Manyar Sewu, meningkah anak-anak bermain Dakon, Bekel, dan Cublek-cublek Suweng. Atmosfer harmoni terlahir di saat matahari tepat di ubun-ubun.

“Asyik kok bermain Dakon atau Bekel,” ujar seorang siswi di sela bermain dolanan anak-anak lawas tersebut.

“Damai dan tenang berada di sekolah ini, rasanya ingin kembali sekolah,” kata Hartono, pemilik media dari Madura yang hadir dalam rangkaian perhelatan Rakerwil AMSI Jawa Timur bersentra di Bumi Majapahit itu.

Sesuai arahan dari Ibu Walikota Ita Puspitasari, ungkap Endang Pujiastutik, Kota Mojokerto memprogamkan mempertahankan nilai-nilai histori. Di samping mempertahankan fisik sekolah yang dulu tempat Putra Sang Fajar mendedah ilmu, nilai-nilai semangat Bung Karno muda tetap lekat di ranah pendidikan dari kota dengan tiga wilayah kecamatan.

Sesuai muatan lokal yang dipakai di Sekolah Ongko Loro, mulai tahun pelajaran tahun ini setiap hari Rabu siswa mengenakan busana klasik tersebut. Selama ini setiap ada kunjungan di sekolah mereka mengenakannya. Termasuk mainkan dolanan anak-anak tersebut. (tbu)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *