SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Kapal penampung minyak mentah FSO (Floating Storage and Offloading) Arco Ardjuna yang mendukung operasi hulu migas lepas pantai Blok Offshore North West Java (ONWJ) selesai menjalankan misi terakhirnya atau purnabakti pada bulan Agustus ini setelah bertugas selama lebih dari 50 tahun.
ONWJ, adalah fasilitas penampungan minyak terapung tertua yang masih beroperasi di dunia. Pertama kali dioperasikan oleh Arco pada 1972, pengelolaan aset ini kemudian berpindah seiring alih kelola wilayah kerja ONWJ, sampai akhirnya dikelola oleh Pertamina Hulu Energi PHE ONWJ pada 2009.
Perjalanan panjang FSO Arco Ardjuna menjadi sempurna dengan torehan tidak pernah mengalami lost time incident (LTI) sejak pencatatan dilakukan pada tahun 2011.
Lost time incident adalah terminologi kinerja keselamatan untuk insiden kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan cacat permanen atau kehilangan waktu kerja selama satu hari atau lebih. Dengan catatan kinerja ini, FSO Arco Ardjuna merupakan salah satu tempat kerja yang paling selamat dan aman bagi para pekerjanya.
Aktivitas lifting terakhir dari FSO Arco Ardjuna dilakukan pada 14 Agustus 2024. Dua ratus ribu barel minyak mentah dialihkan ke kapal tanker MT. Success Dalia XLVIII untuk dikirim ke kilang Plaju di Palembang.
Sepanjang masa pengabdiannya, FSO Arco Ardjuna telah menampung dan menyalurkan total minyak mentah sekitar 1,28 miliar barel minyak bagi ketahanan energi negeri.
Berbobot 153.202 ton, FSO Arco Ardjuna memiliki dimensi panjang 142,6 meter dan lebar 48,2 meter, dan berkapasitas penyimpanan terpasang sebesar satu juta barel.
Setelah purnabakti, FSO Arco Ardjuna akan dibawa ke Bintan, Kepulauan Riau untuk dibersihkan tangki penyimpanannya.
Perannya akan digantikan oleh FSO Ardjuna Prima yang akan mulai beroperasi pada September 2024. Dalam masa transisi, tugas FSO Arco Ardjuna sementara itu diambil alih oleh Temporary Storage Tanker (TST) MT. Seaborne Petro.
Seperti saat kedatangannya, momen kepergian FSO Arco Ardjuna disambut antusias para kru pekerja. Bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, Sabtu 17 Agustus 2024.
General Manager Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), Muzwir Wiratama, melepas FSO Arco Ardjuna dengan membunyikan hand horn, dari atas Central Plant Flowstation yang berjarak sekitar satu kilometer dari FSO Arco Ardjuna.
Lengkingan panjang hand horn membahana, mengalahkan bunyi deburan ombak Laut Jawa. Kali ini, bunyi keras hand horn tersebut bermakna lain. Sebuah momen refleksi yang menyimbolkan apresiasi atas dedikasi dan kontribusi yang telah diberikan FSO Arco Ardjuna selama lebih dari lima dekade bertugas.
Lima kapal yang mengelilingi Arco Ardjuna merespons lengkingan itu dengan mengaktifkan sistem “Fifi”, atau firefighting. Semprotan air dari kapal-kapal ini dan lambaian tangan para kru pekerja mengiringi prosesi pelepasan FSO Arco Ardjuna.
Jika dilihat dari kursi di ruang kendali kapal penampung minyak mentah FSO Arco Ardjuna, adegan demi adegan saat itu bergulir. Bagai lengan, crane kuning-hitam melambai-lambai ibarat mengucapkan selamat tinggal.
Cat biru kapal perlahan memudar menyatu dengan warna biru langit dan air laut. Terdengar suara riuh rendah yang bersumber dari blok akomodasi kapal. Tampak lima kapal mengelilingi, dua di kanan, dua di kiri, dan satu di belakang.
Ruang kendali itu terletak di titik paling tinggi anjungan kapal. Selama 52 tahun, hanya puluhan personil yang pernah duduk di kursi ruang kendali FSO Arco Ardjuna. Mengomandoi, secara total, 4.350 kegiatan lifting minyak mentah.
“Kita tidak hanya mengucapkan selamat jalan kepada sebuah kapal. Lebih dari itu, kita memberikan penghormatan terakhir untuk FSO Arco Ardjuna, sebuah fasilitas yang memiliki guratan sejarah panjang,” kata Muzwir Wiratama dalam keterangan tertulis diterima Suarabanyuurip.com, Sabtu (31/08/2024).
“Semoga catatan berharga dan warisan Arco Ardjuna terus hidup dalam setiap langkah kita ke depan, yang menyalakan semangat kita untuk senantiasa bekerja dengan andal dan selamat guna pemenuhan kebutuhan energi bangsa,” harap Muzwir.(fin)