SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Petani ring satu lapangan minyak dan gas bumi (Migas) Banyu Urip, Blok Cepu, merelakan sebagian lahannya untuk difungsikan sebagai Jalan Usaha Tani (JUT). Angkatan kerja pertanian di Desa Ringintunggal, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, itu sumringah karena ada perbaikan akses menuju lahan sawah.
Pembangunan JUT tersebut merupakan bagian dari program pengembangan masyarakat (PPM) prakarsa Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dengan Operator Lapangan Migas Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) Tahun 2024. Lembaga non pemerintah setempat, yaitu Alas Institute digandeng oleh EMCL sebagai mitra pendamping program.
Antusiasme petani sudah terlihat sejak awal ketika pelaksanaan musyawarah perencanaan dengan merelakan sebagian lahannya untuk pembangunan JUT yang disepakati lebar 2,5 meter dari jalan pematang sebelumnya yang hanya selebar 1 meter.
Salah satu petani Desa Ringintunggal, Tarimun mengaku, mengalami kesulitan saat memasuki fase musim tanam dan saat panen. Sebab akses jalan hanya bisa dilalui dengan jalan kaki. Apalagi jarak lahan sawah dengan jalan raya relatif jauh, lebih dari 1 kilometer.
“Hal itu menjadi kendala selama ini terlebih untuk keperluan mengangkut hasil panen kami,” keluh Tarimun.
Namun dengan adanya pembangunan JUT, ia kemudian dapat menekan biaya “langsir” terutama saat panen karena kendaraan bisa langsung masuk ke area persawahan. Selain itu aktifitas pertanian para petani sehari-hari di lahan sawah menjadi sangat terbantu.
“Sebab dengan dibangunnya JUT akses semakin mudah,” kata Tarimun kepada Suarabanyuurip.com, Selasa (01/10/2024).
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Ringintunggal, Pandil menyatakan, bahwa Desa Ringintunggal memiliki potensi sangat strategis di bidang pertanian dengan total luas lahan 173 hektar. Ketersediaan air juga melimpah dengan mengandalkan sumber air tanah dan dari Bengawan Solo, sehingga petani dalam setahun bisa panen padi tiga kali.
Dikarenakan luasnya lahan pertanian dan anggaran desa yang terbatas, kebutuhan infrastuktur pertanian tidak cukup dipenuhi hanya mengandalkan dari anggaran desa.
“Oleh karena itu hasil pembangunan JUT dari EMCL ini sangat membantu dan manfaatnya dapat dirasakan tidak hanya bagi petani Desa Ringintunggal saja tetapi juga petani di desa sekitar kami,” tandasnya.(fin)