Kuliah Praktisi Unigoro, Sekretaris Bappeda : Jika Produksi Migas Turun Optimalisasi PAD Harus Ditingkatkan

Kuliah praktisi Unigoro.
Dosen Prakstisi, Ike Widiyaningrum, sedang memberikan materi dalam kegiatan kuliah praktisi di Hall Suyitno Unigoro untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa mengenai perencanaan pembangunan dan kebijakan ekonomi publik.

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Program studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar kuliah praktisi di Hall Suyitno Unigoro, Selasa (17/12/2024). Kuliah praktisi tersebut, untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa mengenai perencanaan pembangunan dan kebijakan ekonomi publik.

Kuliah praktisi itu, mengambil tema strategi perencanaan pembangunan dan kebijakan ekonomi publik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dan mengundang Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bojonegoro, Ike Widiyaningrum, untuk memberikan materi terkait tema tersebut.

Dekan Fakultas Ekonomi Unigoro, Endang mengatakan, kuliah praktisi ini bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara mendalam. Terlebih indikator makro ekonomi dan capaian kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro di bidang pembangunan daerah juga harus diketahui mahasiswa.

“Ekonomi pembangunan sifatnya multidimensi ilmu. Mahasiswa wajib mempelajari strategi pembangunan daerah sebagai bekal kalian nanti sebagai ekonom muda,” katanya.

Dosen Prakstisi, Ike Widiyaningrum mengatakan, sebelum merancang strategi pembangunan daerah, profil daerah harus diketahui terlebih dahulu. Misalnya potensi sumber daya alam di Bojonegoro, yakni hutan dan sektor minyak dan gas bumi (Migas) termasuk sektor pertanian.

Menurut Ike, potensi-potensi tersebut membuat Bojonegoro memiliki pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, dan indeks pembangunan manusia (IPM) yang fluktuaktif. Sebab, pertumbuhan ekonomi di Bojonegoro pernah mencapai titik tertinggi 21 persen pada 2016 lalu.

“Dan pada 2022 kemarin Bojonegoro pertumbuhan ekonomi juga pernah di titik terendah yakni -6,16 persen,” katanya.

Dia mengungkapkan, untuk produk domestik regional bruto (PDRB) Bojonegoro didominasi dari sektor pertambangan. Agar pertumbuhan ekonomi Kota Ledre sebutan lain Bojonegoro tetap menunjukkan tren positif, maka dominasi pendapatan dari industri migas harus diturunkan dengan meningkatkan pemasukan dari sektor lain.

“Industri migas itu kan sifatnya fluktuaktif, terkontraksi, dan jika hasilnya turun otomatis bisa drop. Maka kami mendorong sektor pertanian dan perdagangan untuk bisa memberi pemasukan dalam porsi yang lebih besar di saat harga migas turun. Agar gap-nya tidak terlalu jauh,” ungkap perempuan yang menjabat Sekretaris Bappeda Bojonegoro ini.

Ike menjelaskan, ada enam poin strategi pembangunan ekonomi Bojonegoro. Diantaranya peningkatan produksi pertanian, peningkatan pendapatan, pemberdayaan UMKM, dan pembangunan infrastruktur dasar, membangun konektivitas wilayah. Kemudian sinergitas mendukung proyek strategis nasional (PSN), peningkatan pendidikan, serta peningkatan IPM sektor kesehatan.

“Tantangan kedepan lebih berat karena lifting minyak dan dana bagi hasil (DBH) Migas bisa turun. Solusinya untuk mengatasi hal tersebut dengan optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD) dengan menggali sumber pendapatan lain seperti pajak, retribusi, maupun sumber pendapatan lain,” tandasnya.(jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait