SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno menyebutkan, perguruan tinggi agar tidak hanya mengirim mahasiswa ke industri, tetapi harus melibatkan industri masuk ke dalam kampus. Ini bertujuan agar lulusannya dapat terserap dan dekat dengan pasar kerja di masa depan.
Hal tersebut disampaikan oleh menteri asli dari Bojonegoro ini ketika berkunjung ke kampus Universitas Bojonegoro (Unigoro) yang berada di Jalan Lettu Suyitno Nomor 2, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (26/02/2025).
Hadir bersama rombongan Menteri Pratikno, antara lain Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Bojonegoro, Cantika Wahono, Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro, Ahmad Supriyanto, dan Direktur Utama (Dirut) PT Asri Darma Sejahtera (ADS) Mohammad Kundori.
Setelah berkeliling meninjau Yellow Campus, sebutan lain Unigoro, Pratikno berkesempatan memberikan kesan pesan di ruang Adu Ide Room. Arahan dari Pratikno ini disimak oleh Ketua Yayasan Suyitno, Arief Januwarso, Rektor Unigoro Tri Astuti Handayani, dan seluruh pejabat struktural Unigoro.
“Jadi yang penting adalah engagement dalam proses pembelajaran, invite industry to campus, start from the education and then research (undang industri masuk ke dalam kampus, dimulai dari pendidikan dan dilanjutkan ke penelitian),” ujar Pratikno.

Selain itu, kampus juga disarankan untuk bekerja sama dengan industri dan investasi untuk spin-off beberapa produk. Dicontohkan untuk Unigoro, jumlah Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang dimiliki civitas akademika kampus, bisa divaluasi (ditentukan nilainya, red.).
“HAKI sekarang kan bisa divaluasi, ada berapa (HAKI-nya) divaluasi harganya, berarti itu kan menjadi value yang dimiliki Unigoro, kalau dirupiahkan value dari HAKI itu berapa,” beber kakak kandung Bupati Setyo Wahono itu.
“Untuk HAKI ini bisa menjadi produk yang bisa dimonetisasi (diuangkan) maka butuh investor, bapak ibu punya HAKI tadi uangnya nilainya berapa kan ketemu harga saham, membuat joint venture untuk industri pembuatan pabrik apa (misalnya),” lanjut dia.
Berkenaan hal itu, Pratikno menilai Unigoro sudah memiliki paradigma, embrio, dan praktik bagus yang telah muncul. Tinggal yang terpenting adalah engagement (hubungan) dengan industri yang diperkuat mulai dari hulu sampai dengan hilir.
“Untuk itu diperlukan tim kerja sama yang lebih ke arah bisnis line, bukan ke academic line, ini bisa dimulai dari yang sudah ada di sini, misalnya BUMN yang bisa di-engage,” tegasnya.

Pratikno mengingatkan, bahwa pendidikan tidak hanya mengenai kurikulum dan pembelajaran, melainkan juga tentang employability, artinya adalah pendidikan yang mengarah pada pasar kerja.
“Employablity dan enterpreneurship, dua ini (menjadi) kunci, sehingga dari awal kita dekat dengan pasar kerja. Tetapi kalau menyiapkan itu, harus memikirkan future job (pekerjaan di masa depan), karena kita didik sekarang, dia (mahasiswa) lulus 5 tahun lagi dia fight (berjuang) ke pasar kerja di 5 tahun (depan) bukan saat ini,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Suyitno, Arief Januwarso, mengucapkan terima kasih kepada Menko PMK Pratikno yang telah berkenan melakukan tur kampus di Unigoro dan memberikan banyak saran masukan untuk perbaikan Unigoro ke depan.
“Khususnya (pesan Pak Pratikno) agar Unigoro meningkatkan kerja sama dengan perusahaan sehingga lulusan itu bisa terserap,” ungkapnya.
Arief, begitu ia disapa, mengaku juga menyampaikan akan ada beberapa program studi (prodi) baru yang bakal dibuka. Yakni S2 adminstrasi publik, saat ini tahapannya sudah dalam proses evaluasi, dan setelahnya ada dua prodi lagi. Totalnya bakal ada 3 prodi baru.
“Harapan kami dari kedatangan Pak Menteri Pratikno, kami nanti akan mampu menjalin kerja sama atau diberikan fasilitas untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan yang ada di Jakarta atau di mana (saja),” ucapnya.(fin)