SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Pengusaha sukses asal Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, H.M. Suprapto Santoso nanggap (Bahasa Jawa bermakna menampilkan, red.) pertunjukan wayang kulit dengan lakon “Pandawa Syukur”. Tiga dalang dari tiga generasi berbeda berkolaborasi bergantian menyelesaikan cerita dalam lakon tersebut.
Hiburan dalam rangka mensyukuri kemenangan pasangan Setyo Wahono dan Nurul Azizah dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024 ini dihelat di MCM Hotel dan Resto, Kamis (15/5/2025) malam.
Sejumlah tokoh penting sekelas VVIP (Very Very Important Person) hadir, baik secara langsung maupun mewakilkan. Mulai dari Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Setyo Wahono dan Nurul Azizah, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (forkopimda), anggota DPRD, tokoh masyarakat Bojonegoro, dan ratusan tamu undangan.
“Bojonegoro ini kan ada Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia), nah saya ini dijadikan pembinanya, makanya nanggap wayang kulit,” kata H.M. Suprapto Santoso kepada Suarabanyuurip.com dalam wawancara cegat.
Kemudian, berkenaan acara tasyakuran yang dibuat, baik Setyo Wahono maupun Nurul Azizah, bagi pemilik usaha tambang batu bara ini, kedua tokoh itu bukan orang yang asing. Melainkan sudah saling kenal layaknya sahabat lama.
“Pak Bupati ini kan adiknya teman saya, Pak Menteri Pratikno, lah kalau wakilnya, Mbak Nurul ini kakaknya teman saya yang di Kejagung, jadi semua sahabat saya, maka kita buatlah ini tasyakuran atau selamatan menyambut bupati baru, siapapun pemimpinnya di Bojonegoro harus kita dukung,” ujarnya.
“Sekaligus acara ini untuk melestarikan kesenian,” lanjut pemilik PT Bhaskara Sinar Sakti Indonesia ini.
Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Bojonegoro, Ragil Sujito mengatakan, sebanyak tiga dalang memeriahkan pertunjukkan wayang kulit. Berurutan mulai dalang cilik, dalang remaja, dan dalang dewasa. Yakni ki Prabu Satrio Prabowo, lalu Ki Ngesti Anggoro, dan Ki Witanto.
“Pagelaran wayang kulit ini juga didukung grup seni karawitan ‘Rengganis’ dan beberapa sinden berkualitas,” terangnya.
Sementara Bupati Setyo Wahono menyatakan, sangat menghargai penyelenggaraan dalam rangka ‘nguri-uri’ budaya terutama seni pertunjukkan wayang kulit. Ia mengaku, dihubungi melalui telepon selama tiga hari berturut-turut oleh H. Suprapto selaku Ketua Dewan Pembina Pepadi.
“Beliau (H. Suprapto Santoso) sampaikan, ini syukurane njenengan (syukurannya anda),” ungkapnya.
Mas Wahono, begitu Bupati Bojonegoro karib disapa, mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Pepadi Bojonegoro dan seluruh dalang dari lintas generasi. Penyelanggaraan ini menggugah ingatan bagi ia dan Nurul Azizah ketika masih dalam masa kampanye.
“Karena salah satu visi misi kami adalah membuat kebanggan untuk masyarakat Bojonegoro, salah satunya adalah lewat budaya. Alhamdulillah malam ini Dewan Pembina Pepadi mengingatkan saya,” ucapnya.
Lebih jauh, Mas Wahono berpandangan, bahwa H. Suprapto dinilai tak hanya berkaliber sebagai pembina seni pedalangan wayang saja. Tetapi mulai hari ini juga berkualifikasi sebagai pembina untuk seni dan budaya se Kabupaten Bojonegoro.
Oleh karena itu, diharapkan H.M. Suprapto juga turut membantu ‘nguri-uri’ seni dan budaya yang ada di Bojonegoro. Antara lain ketoprak, tayub, ludruk, tari, bahkan reog.
“Besok SK-nya (langsung) diketik Bu Wabup ya,” ungkapnya bernada jenaka disambut tawa dan tepuk tangan para undangan yang hadir.(fin)
