SuaraBanyuurip.com – Penyandang disabilitas di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur kini mengantongi peluang kerja langsung di sektor ekonomi kreatif. Sebanyak tiga belas peserta mengikuti pelatihan intensif Merajut Tas Motif Granny Sederhana. Pelatihan diselenggarakan selama empat hari di Rumah Bersama Disabilitas (RBD) Bojonegoro, mulai Rabu (1/10/2025).
Program ini dirancang untuk segera mengintegrasikan mereka ke dalam rantai pasok rajutan lokal. Inisiasi dari SKK Migas dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), operator minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, ini berhasil menggandeng kelompok perajut besar, PRIMA, sebagai pelatih dan penjamin mutu.
“Permintaan dari mitra pembeli untuk tas model Granny seperti ini cukup tinggi, saat ini permintaan yang sudah masuk sebanyak 200 buah,” ujar Wainem, pelatih dari Desa Gayam.
Mitra pembeli tersebut adalah salah satu distributor tas rajut dari Yogyakarta. Peluangnya terbuka lebar: begitu peserta lulus pelatihan, mereka dapat langsung bergabung dengan kelompok Perempuan Indonesia Merajut (PRIMA) untuk mengerjakan pesanan tersebut. Syaratnya, hasil rajutan harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Skema insentifnya jelas. Perajut yang terlibat akan menerima imbalan Rp32.000 per panel tas yang berhasil mereka selesaikan. Model penghasilan berbasis produktivitas ini memberi kepastian bagi penyandang disabilitas untuk meraih penghasilan mandiri.
Kelompok PRIMA yang menjadi mitra dalam pelatihan ini adalah kisah sukses pemberdayaan lokal. Berawal dari binaan EMCL, PRIMA kini telah mandiri dan memiliki lebih dari 100 anggota perempuan di Bojonegoro dan Tuban. Kelompok ini kini tidak hanya fokus produksi, tapi juga menjadi inkubator keterampilan bagi komunitas lain, termasuk para penyandang disabilitas.
Marshya C. Ariej, perwakilan EMCL, menyebut program ini adalah upaya berkelanjutan untuk menjadikan penyandang disabilitas lebih berdaya saing kuat.
Sementara itu, Siti Zaerotin, salah satu peserta pelatihan, antusias menyambut peluang tersebut.
“Motif Granny atau bunga-bunga seperti ini sangat menarik dan cantik. Saya berharap bisa terus mengembangkan keterampilan ini agar bermanfaat di masa depan,” katanya.
Dengan jaminan pesanan dan jaringan pemasaran yang kuat, Sunyoto, Ketua RBD, optimistis pelatihan ini dapat menjadi pemicu tumbuhnya usaha kreatif yang secara nyata dapat meningkatkan kualitas hidup para penyandang disabilitas di Bojonegoro.(red)