SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Dialog interaktif SAPA Bupati kembali digelar di Pendapa Malowopati, Senin (17/11/2025) siang. Dialog interaktif yang dihadiri Wakil Bupati (Wabup), Sekretaris Daerah (Sekda) Bojonegoro itu langsung memantik warga yang hadir untuk menyampaikan aspirasi maupun memberikan solusi.
Salah satu warga Desa Mojoranu, Kecamatan Dander, Sulawartono menyampaikan, program gerakan ayam petelur mandiri (Gayatri) yang saat ini dikelola masyarakat kurang mampu agar diberikan solusi yang konkrit. Sebab Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, hanya memberi bantuan stok pakan selama tiga bulan dan setelah itu keluarga penerima manfaat (KPM) akan membeli pakan secara pribadi.
“Kami memberi saran, perlu budidaya maggot untuk kebutuhan pakan dalam jangka panjang,” katanya.
Menurut Sulawartono, dengan budidaya maggot akan mengurangi biaya pakan, dan memberikan hasil produksi maksimal. Sebab, maggot memiliki protein sangat tinggi bagi ayam petelur, kisaran 30-50 persen. Artinya ini bisa menjadi solusi untuk program Gayatri kedepan, apalagi yang mengelola masyarakat tidak mampu.
“Artinya ini harus diperhatikan agar para KPM tidak kesulitan membali pakan,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Wabup Bojonegoro Nurul Azizah menyampaikan, pemberian pakan ayam petelur program Gayatri dengan maggot merupakan solusi yang bagus Nantinya, segera ditindaklanjuti dengan memberi pelatihan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (iDisnakkan), Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker), dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD).
“Pemkab memberi pakan dalam dua atau tiga bulan. Jadi, magot bisa menjadi salah satu solusi. Termasuk nanti ada jagung yang dicacah dan lain-lain,” tandasnya.
Program Gayatri dirancang untuk mengentas kemiskinan dan menciptakan kemandirian ekonomi. Pada tahun 2025 ini, Pemkab Bojonegoro, menggelontorkan anggaran sebesar Rp 140,9 miliar yang bersumber dari APBD dan APBDes.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro, Fajar Dwi Nurrizki sebelumnya menyampaikan, program Gayatri dalam APBD induk dianggarkan sekitar Rp 8,9 miliar untuk 400 KPM yang tersebar di 10 desa 5 kecamatan.
Dia menjelaskan, 400 KPM di 10 desa tersebut merupakan pilot project program Gayatri. Output program ini telah dievaluasi dan dinilai cukup berhasil, sehingga dilakukan penambahan program dan penganggaran di P-APBD 2025 sebanyak 5.000 KPM dengan anggaran Rp 86,7 miliar.
“Sehingga apabila ditotal APBD induk dengan P-APBD 2025 anggaran program Gayatri sekitar Rp 95,7 miliar,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bojonegoro, Machmuddin mengatakan, program Gayatri dari anggaran APBDes 2025 sebesar Rp 45,2 miliar.
“Setiap KPM mendapat bantuan 54 ekor ayam siap produksi, kandang, stok pakan, obat-obatan dan vitamin,” ujarnya.(jk)






