Inovasi Produk Industri, Prodi Kimia Unigoro Hadirkan Praktisi Bahas Metabolit Sekunder

Kuliah praktisi.
Muhammad Shohibul Khoir, SPV development method PT. Indo Aneka Atsiri menjadi praktis di kuliah praktisi yang diselenggarakan Prodi Kimia Unigoro.

SuaraBanyuurip.com – Program studi (Prodi) Kimia Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar kuliah praktisi di Gedung H Fakultas Sains dan Teknik (Saintek), Senin (1/12/2025). Kuliah praktisi kali ini membahas senyawa metabolit sekunder sebagai inovasi produk industri.

Kuliah praktisi menghadirkan Muhammad Shohibul Khoir, SPV development method PT. Indo Aneka Atsiri sebagai praktisi.

Menurut Shohibul, isolasi senyawa metabolit sekunder adalah proses sistematis mulai dari ekstraksi, fraksinasi, pemisahan, hingga pemurnian dan karakterisasi. Tujuan utamanya untuk memperoleh senyawa bioaktif dalam bentuk murni untuk penelitian lanjutan atau aplikasi industri. Sedangkan metabolit sekunder adalah senyawa organik yang dihasilkan organisme. Terutama tumbuhan, jamur, dan mikroba yang bukan untuk kebutuhan pertumbuhan dasar. Tetapi untuk perlindungan, komunikasi, dan adaptasi lingkungan.

“Contohnya alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid, saponin, steroid, fenolik, glikosida, dan lain-lain,” terangnya.

Ada beberapa metode dan cara untuk mengidentifikasi senyawa metabolik. Metode tabung digunakan mengidentifikasi senyawa dengan pereaksi spesifik untuk memicu reaksi yang menghasilkan perubahan warna atau endapan yang dapat diamati. Metode lempeng untuk mengidentifikasi senyawa dengan cara memisahkan suatu senyawa berdasarkan kepolarannya dan membandingkannya dengan senyawa target. Kemudian bisa juga menggunakan metode spektrofotometer UV-VIS, serta kromatografi cair dan kromatografi gas.

“Manfaat metabolic sekunder bisa menghasilkan senyawa fenolik sebagai antioksida, antimikroba, antioksidan, dan antiinflamasi. Senyawa terpenoid sebagai antimikroba, antiradang, anestesi, dan ansiolitik. Sedangkan senyawa alkanoid sebagai stimulant sistem saraf pusat dan analgesik,” papar Shohibul.

Aplikasi tanaman obat umumnya untuk produk jamu, obat hebat terstandar, dan fitofarmaka. Shohibul mencontohkan, beberapa tanaman obat-obatan yang dimanfaatkan secara langsung maupun membutuhkan pengolahan lagi. Seperti kunyit, jahe, ginseng, serai, akar manis, kapulaga, daun kelor, dan lainnya.

“Tanaman-tanaman itu disebut sebagai tanaman obat karena memiliki metabolit sekunder atau senyawa non esensial yang dihasilkan dari metabolisme tanaman,” pungkasnya.(red)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait