SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro — Masjid Wisata Religi di Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, hingga kini secara resmi belum memiliki nama karena belum diresmikan. Nama “Masjid Samin Baitul Muttaqqin” yang terpampang di bagian depan atas bangunan saat ini, maupun nama An Nahda yang sudah muncul selama ini, belum tertulis secara administratif.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (DPKP Cipta Karya), Satito Hadi mengatakan, hingga hari ini belum ada kegiatan peresmian untuk masjid wisata religi di Kecamatan Margomulyo yang dibangun dalam tiga tahap itu.
“Sampai hari ini masjid masih sesuai nama lelang tender, yakni wisata religi, belum ada nama secara resmi selain itu,” katanya ditemui suarabanyuurip.com, di kantornya, Senin (1/12/2025).
Tito, panggilan akrabnya, menegaskan, belum ada serah terima resmi masjid wisata reiligi antara DPKP Cipta Karya dengan Bagian Kesejahteraan Rakyat (Bag. Kesra) atau dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar), karena timbul dua opsi. Yaitu sesuai nama sebagai obyek wisata, atau di bawah koordinasi Bagian Kesra sebagai fasilitator masjid.
“Sampai hari ini kalau misal ada lampu yang mati, atau kerusakan masih kami di DPKP Cipta Karya, tetapi tenaga kebersihan dari marbot sana,” ujarnya.
“Kalau nama resmi malah belum dibahas sama sekali. Kami lelang itu kan nomenklaturnya pembangunan wisata religi dan ruang terbuka hijau, mulai tahap I hingga tahap III,” sergah Tito.
Disinggung perihal kapan masjid wisata religi Margomulyo diresmikan, Tito mengaku, belum ada penetapan tanggal resminya. Meskipun itu pernah dirapatkan, namun belum ada kepastian.
“Tapi yang jelas nanti kalau sudah peresmian akan di bawah koordinasi Bagian Kesra,” bebernya.
Ditanya ihwal Pj Bupati Adriyanto pernah beribadah Salat Jumat di Masjid Wisata Religi, Tito menyatakan, ada dalam kegiatan tersebut. Sepanjang yang ia ketahui, saat itu merupakan acara simbolis bahwa masjid sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Ketika itu kan agar masjid dapat segera dimanfaatkan untuk ibadah, biar tidak kosong,” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bagian Kesra Setda Bojonegoro, Eko Edy Isnaryanto menuturkan, telah terjadi rapat multipihak mengenai penamaan masjid wisata religi. Namun untuk menyebut pihak mana saja yang terlibat dalam rapat, pihaknya perlu melihat lagi tertulis dalam berita acara rapat dimaksud.
“Betul yang disampaikan Pak Tito, namanya masih masjid wisata religi. Sampai hari ini belum ada peresmian nama apapun sejak dulu, cuman Pak Pj Adriyanto dulu menandai pemanfaatan masjid itu,” bebernya.
Disinggung nama “Masjid Samin Baitul Muttaqqin” yang saat ini terpampang, Pria yang menjelang purna tugas ini menegaskan, bahwa nama yang terpampang itu bukan mengganti nama yang sebelumnya ada. Melainkan nama itu justru yang pertama kali ada.
“Nama ‘Masjid Samin Baitul Muttaqin’ yang ada di Masjid Wisata Religi itu memang nama yang pertama kali terpampang di situ, sebelumnya belum ada nama apapun. Jadi tidak ada pergantian nama, karena belum ada peresmian,” tegasnya melalui sambungan telepon.
“Yang saya tahu, di lingkungan Takmir Masjid dan masyarakat yang ada di sana itu ada berita acara kesepakatan bersama yang ditandatangani para pihak, tentang nama Masjid Samin Baitul Muttaqin, tapi untuk lebih jelasnya perlu lihat dulu berita acaranya. Maaf saya masih di luar,” tandasnya.
Pro Kontra Penamaan Masjid
Penamaan masjid wisata religi di Kecamatan Margomulyo, senilai Rp 140 miliar itu, baru-baru ini mengundang perdebatan. Fraksi PKB DPRD Bojonegoro menolak penggantian nama Masjid An Nahda dengan nama baru, karena sudah menjadi branding dan jejak digital.
“Nama An Nahda sudah sangat populer, baik di kalangan wisatawan maupun di media sosial. Perubahan ini justru berpotensi merugikan semua pihak yang selama ini merasakan dampak ekonomi dari adanya wisata religi tersebut,” kata Ketua Fraksi PKB Bojonegoro, M Suparno dalam siaran resminya.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI Bojonegoro), KH. Alamul Huda Masyhur, menyatakan, setuju terhadap rencana Pemkab Bojonegoro memberikan nama masjid religi di Kecamatan Margomulyo.
Gus Huda, biasa disapa, berpendapat, nama Masjid Samin Baitul yang terpampang di atas bangunan saat ini sebagai upaya menguatkan identitas lokal Margomulyo, kampung Samin yang sudah terdaftar menjadi warisan budaya tak benda.
Menurut Gus Huda, pemberian nama masjid wisata religi Margomulyo yang akan dilakukan oleh Pemkab Bojonegoro tentu telah melalui pertimbangan dan kajian matang, dan bukan sebuah keputusan politis.
“Kita setuju saja, Pemkab pasti sudah mengkaji dan menelaah yang terbaik untuk kepentingan masyarakat dan Kabupaten Bojonegoro,” tegasnya, Senin (01/12/2025).(fin)






