Exit Tol Tuban Akan Digeser ke Kawasan Industri

25148

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Tuban – Rencana exit Tol Demak – Tuban dan rest area di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengalami perubahan. Exit tol yang rencana di Kecamatan Kerek akan digeser mendekati kawasan industri di Tuban agar tidak terjadi keribetan di wilayah perkotaan.

“Rencananya, ada dua exit tol yang di Kabupaten Tuban. Perubahan ini telah kita komunikasikan dengan konsultan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan Kabupaten Tuban, Bambang Irawan dalam pernyataan tertulisnya.

Dijelaskan pihak konsultan pembangunan proyek jalan Tol Demak – Tuban telah turun ke 35 desa yang akan dilalui setelah melakukan tahapan konsultasi publik pada pertengahan Februari 2022 lalu. Pihak konsultan perencana dan konsultan feasibility study (studi kelayakan) melakukan pendataan di lapangan yang hingga saat ini masih belum selesai.

“Termasuk kelayakan lingkungan, studi amdalnya nanti seperti apa, itu belum ada dan akan disosialisasikan tahap berikutnya,” ujarnya.

Bambang mengungkapkan, sempat ada masalah di Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding. Sebab data dari konsultan ada yang melewati masjid, namun masalah tersebut sudah ditindaklanjuti untuk dilaporkan kepada Kementerian PUPR.

Baca Juga :   Kenaikan Terlalu Kecil, Sarbumusi Tolak Besaran UMK Bojonegoro Rp 2.079.568

“Nanti pada sidang amdalnya juga akan kami sampaikan jika bermasalah di lapangan, masyarakat nanti juga akan jadi pesertanya. Update pembebasan lahannya kapan, nunggu tahapan selanjutnya,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya berpesan kepada masyarakat, khususnya yang akan dilewati rencana proyek tol agar tidak panik. Sebab, sekarang ini masih tahap studi, belum pembebasan lahan.

“Semua belum final. Dimungkinkan masih bisa berubah kalau dianggap sangat rawan dan berisiko akan digeser,” tegasnya.

Bambang menyampaikan jika tahapan-tahapan proses rencana pembangunan tol tidak mengalami perubahan.

“Tetap sesuai rencana awal, belum ada pemberitahuan lagi,” pungkasnya.

Untuk diketahui, 35 desa dari lima kecamatan terdampak rencana pembangunan ruas tol Demak-Tuban masing-masing Desa Jatisari, Karangrejo, Kayen, Latsari, Ngujuran, Siding, Sukoharjo, Tenggerkulon dan Tlogoagung di Kecamatan Bancar; Desa Gaji, Gemulung, Jarorejo, Kasiman, Kedungrejo, Margomulyo, Padasan, Temayang dan Wolutengah di Kecamatan Kerek; Desa Kapu, Pongpongan, Tahulu, Tegalrejo, Temandang, Tuwiri Kulon dan Tuwiri Wetan di Kecamatan Merakurak; Desa Bektiharjo, Boto, Genaharjo, Penambangan, Prunggahan Kulon dan Sambongrejo di Kecamatan Semanding; Desa Belikanget, Cokrowati, Mander dan Plajan di Kecamatan Tambakboyo.

Baca Juga :   Pelatihan Kewirausahaan Ditutup

Kemudian untuk trase jalan Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban meliputi enam desa dari satu kecamatan, yakni Desa Bandungrejo, Jatimulyo, Magersari, Plandirejo, Plumpang dan Sambungrejo di Kecamatan Plumpang.

Pembangunan jalan tol ini untuk mendukung kegiatan operasional Kilang Minyak Tuban dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Kilang minyak tuban membutuhkan dukungan infrastruktur untuk akses distribusi produk dengan volume tinggi secara berkelanjutan.

Karena alasan itulah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong  pembangunan Jalan Tol Ngawi – Bojonegoro – Tuban – Lamongan – Manyar – Bunder dipercepat.

“Kita minta segera didorong transaksinya untuk penetapan badan usaha jalan tol atau BUJT dan Financial Closing pada tahun 2023. Kementerian Keuangan kita harapkan mulai menganggarkan alokasi pengadaan melalui LMAN di tahun 2023,” ujar menteri yang juga menjabat Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *