Puluhan Mahasiswa Belajar Bisnis Hulu Migas

SuaraBanyuurip.comRirin Wedia

Bojonegoro – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK MIgas) Perwakilan Jawa, Bali, Madura, Nusa Tenggara (Jamabanusa) bersama Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC), menggelar bedah buku A to Z Bisnis Hulu Migas karya A Rinto Pudyantoro di kampus STIE Cindekia, Jalan Veteran, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (29/9/2014).

Buku yang ditulis A Rinto itu berisikan pengalamannya selama 24 tahun bekerja di sektor hulu migas. Jabatan startegis pun pernah disandang pria berusia 48 tahun itu di lembaga otoritas migas tanah air, seperti Kepala Humas SKK Migas, dan sekarang menjadi Kepala Dinas Perpajakan dan Pungutan di SKK Migas.

Acara yang dihadiri oleh 75 peserta dari mahasiswa STIE Cindekia dan Stikes Rajekwesi ini membahas isi buku yang berisi tentang industrialisasi migas, terlebih Bojonegoro kaya akan sumber daya alamnya tersebut.

“Kami sangat senang SKK Migas dan seluruh KKKS bisa hadir dalam acara ini,” ujar Ketua STIE Cindekia, Tri Suwarno.

Baca Juga :   Minta Tempatkan Flagman Sepanjang Jalur Proyek Gas JTB

Dengan adanya bedah buku A to Z Bisnis HUlu Migas ini, semua mahasiswa sebagai generasi bangsa terlebih putra daerah mengetahui nilai keberhasilan industri migas bagi bangsa. Serta mendapatkan pengetahuan usaha pengelolaan migas di Indonesia.

” Terlebih kampus kita ini masuk di dalam ring 1 Pad B, Lapangan Sukowati. Jadi warga kampus harus paham apa itu hulu migas sebenarnya, siapa tahu bisa menangkap peluang didalamnya juga,” imbuhnya.

Sementara itu, pengarang buku A to Z Bisnis Hulu Migas, A Rinto Pudyantoro, mengatakan, berdasarkan pengalaman mengajar dan memberikan seminar ataupun workshop selama ini, selalu saja ada pernyataan yang salah yang mengemuka.

“Pernyataan itu bisa saja tampil baik dari para pengamat perminyakan maupun dari para wartawan,” ujarnya.

Menurut dia, hal itu bukan disengaja untuk menciptakan kekisruhan. Namun, penyebabnya lebih karena pemahaman yang tidak benar dan salah sejak awal. Belajar kasus itu maka sangat diperlukan pemahaman yang seringkali sangat berbeda menurut pemahaman awam.

Selain itu, lanjut A Rinto, penting sekali tiap data atau pernyataan diberikan penjelasan dan keterangan yang memadai sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam memahaminya.

Baca Juga :   MCL Kembali Sosialisasi Tajak Sumur

“Dengan buku ini, kami bisa lebih memahami lagi apa itu kegiatan industri hulu migas,” sambung Pratiwi, Mahasiswi Semester III STIE Cindekia. (rien)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *