Oleh Atok/Mudi
Setelah sehari sebelumnya dilakukan sosialisasi peraturan bupati (perbup) bojonegoro No.30 tahun 2011 tentang kemitraan bidan dengan dukun bayi di tingkat Kabupaten, Kamis (26/5), sosialisasi dilanjutkan ditingkat Kecamatan. Sosialisasi ini dilaksanakan Jhpiego, salah satu mitra Mobil Cepu Limited (MCL), Operat Blok Cepu, dengan mengundang para bidan desa, bidan koordinator dan dukun bayi di 15 desa sekitar tambang migas Banyuurip – Jambaran.
Program Manager Jhpiego, Titi Chairani, ketika ditemui di lokasi acara menyatakan, bahwa sosialisasi pada kesempatan itu sedikit berbeda. Sebab dalam sosialisasi ini lebih ditekankan pada cara pendekatan antara bidan desa dengan dukun bayi.
“Kita ingin agar para bidan dan dukun bayi saling mengenal satu sama lain. Dengan begitu mereka dapat bermitra dengan baik dalam melaksanakan persalinan sesuai tugasnya,” jelas Titi disela-sela sosialisasi di Hotel Lembayung Desa Panujunan, Kecamatan Kalitidu.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Bojonegoro, Dwianik Listiyarini, menegaskan, bila program kemitraan antara dukun bayi dengan bidan sejak dulu sudah ada. Hanya saja, kegiatan ini untuk memperkuat Perbup yang baru dikeluarkan.
“Dengan munculnya Perbub ini semakin memperjelas tugas antara bidan dengan dukun bayi. Sebab perbup merupakan salah satu upaya untuk mempercepat penurunan jumlah angka kematian ibu (AKI) maupun angka kematian bayi (AKB),†sambung mantan Kepala Puskesmas Ngumpakdalem ini.
Perempuan yang akrab dipanggil Rini ini menambahkan, jika 15 desa yang mengikuti program peningkatan kualitas tenaga bidan dan kesehatan dasar yang dilaksanakan Jhpiego – MCL ini merupakan binaan sebagai percontohan agar dapat diikuti desa-desa lain di Bojonegoro.
“Saya harapkan dalam proses persalinan biar bidan yang menolong kelahiran. Sedangkan dukun yang memijit dan memandikan bayi. Masalah rezeki jangan khawatir semua sudah ada bagiannya (di tangan Tuhan),” pesan Rini seraya menjelaskan bila segala persoalan tekhnis sudah diatur dalam perbup.
Perlu diketahui dalam rangkaian acara tersebut diwarnai perlombaan membikin lagu dan kemudian dinyanyikan secara berkelompok dan bergantian. Dari semua lagu yang dinyanyikan intinya mengangkat tema agar bidan dan dukun dapat saling bekerjasama sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Kemudian juga ada diskusi dari setiap kelompok yang tujuannya agar para bidan membantu menjelaskan isi dari perbup tersebut kepada dukun. Sebab, diketahui bahwa sebagian besar dukun tak dapat membaca tulisan.