Harapan Kesejahteraan di Ladang Migas

SuaraBanyuurip.comD Suko Nugroho

Proyek puncak produksi Blok Cepu sudah di depan mata.  Masyarakat pun  siap menyambut datangnya proyek mercusuar ini. Harapannya hanya satu, yakni ingin ikut menikmati kentalnya emas hitam  minyak Blok Cepu.

Rencana Mobil Cepu Limited (MCL) menggelar proyek puncak produksi Blok Cepu memamtik simpati bagi warga sekitar lokasi. Hal itu dapat dilihat dari persiapan warga dan perangkat desa dalam menyambut pelaksanaan proyek EPC (enngineering procurment construction) salah satunya dengan cara terus berkomunikasi dengan MCL hingga mendirikan PT maupun CV.

Komunikasi itu dilakukan sebagai bentuk agar dalam pelaksanaannya nanti warga sekitar bisa dilibatkan dalam proyek tersebut.

Menurut Bambang Waluyo, Camat Ngasem, komunikasi warga kepada MCL itu sudah dilakukan sejak awal operator Blok Cepu mengeksploitasi ladang minyak di Lapangan Banyuurip dan Jambaran. Harapannya, mereka ingin ikut menikmati dampak positif adanya proyek yang ada disekitar lingkungannya.

“Komunikasi yang sering dilakukan warga mengarah pada permintaan pekerjaaan. Baik, melalui pemerintah desa masing – masing desa maupun kepada kami,”kata Bambang Waluyo.

Untuk menyikapi hal itu, lanjut Bambang, diperlukan data kongkrit dan hati – hati termasuk tidak boleh grusa – grusu dalam memberikan jawaban atas permintaan warga tersebut. “Sebab, ini menyangkut hajat hidup orang banyak yang berkaitan dengan masalah isi perut,” terangnya.

Sebenarnya, pemerintah desa sudah memiliki wadah yang dapat dimanfaatkan untuk ikut berpartisipasi dalam proyek di Blok Cepu. Yakni, melalui BUM – Des ( Badan Usaha Milik Desa ) yang sudah terbentuk di semua desa se Kabupaten Bojonegoro.

“Kalau di desa terdapat PT / CV , itu bukan atas nama Desa tetapi atas nama perorangan. Tolong jangan sampai di politisir,” imbuh Bambang.

Sementara itu berkaitan dengan akan dimulainya proyek EPC Blok Cepu, tegas Camat Ngasem, sampai saat ini belum ada pembicaraan secara Formal antara pemerintah desa Ring satu dengan pihak MCL.

“Soal apakah pemerintahan Desa ( pemdes ) masing – masing desa (Ring I) diberikan prioritas untuk dilibatkan dalam proyek tersebut sampai saat ini belum ada jaminan sepenuhnya dari pihak operator,” ujarnya.

Mantan Camat  Padangan dan Kasiman ini hanya bisa berharap mudah – mudahan desa yang sudah memiliki penduduk siap kerja sesuai dengan klasifikasi pendidikan dan keahliannya bisa libatkan secara maksimal,” papar Bambang.

Disisi lain, keberadaan pengeboran minyak di wilayah Kecamatan Ngasem ini, tambah Bambang,  dampak positifnya sudah bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar. Diakui, MCL sudah memberikan sentuhan berarti dan manfaat positive yang menyangkut hajat hidup warga. Terutama tentan sarana – prasarana pendidikan , kesehatan , hingga Infrastruktur jalan.

Pihaknya juga menyadari, bahwa belum sepenuhnya kebutuhan masyarakat, terutama masalah tenaga kerja yang belum tertampung di MCL. ”Sebab, antara tenaga yang di butuhkan dengan jumlah penduduk usia kerja yang masih nganggur tidak sebanding. Mana mungkin bisa tertampung semuanya,” ungkap Bambang.

Meski demikian, pihaknya  menghimbau agar selisih tersebut bisa tertutupi dengan cara lain. Misalnya masyarakat harus bisa membaca peluang yang bisa menghasilkan uang meski tidak secara langsung sebagai karyawan MCL .

Usaha apa saja, masih kata Camat, dapat dilakukan warga sebagai multi player efek adanya industri migas di daerahnya. ”Ini kesempatan baik bagi warga sekitar untuk dapat mengaiz rejeki sesuai keahlian dan kemampuannya masing-masing. Salah satunya dengan cara menggarap program  dari MCL,” tandas Bambang Waluyo. 

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *