SuaraBanyuurip.com – D Suko Nugroho
Keputusan pemerintah untuk melakukan pergantian operator Sumur Gas Jambaran, Blok Cepu, dari tangan Mobil Cepu Limited (MCL) ke Pertamina EP Cepu yang ditargetkan akhir tahun 2011, hingga kini belum pasti. Padahal sebelumnya salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu optimis bakal menjadi operator Gas Jambaran awal tahun 2012 karena keduannya sama-sama memiliki saham 45 persen di Blok Cepu.
â€Belum ada. Saya minta semuanya bersabar dulu,†kata Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik ketika melakukan konfrensi pers usai peletakan batu pertama proyek Engineering, procurement and construction (EPC) 1 Banyuurip, beberapa waktu lalu.
Sekarang ini, lanjut dia, pemerintah bersama BP. Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tengah fokus pada persiapan puncak produksi Sumur Minyak Banyuurip sebesar 165 ribu barel per hari (bph) untuk menopang target produksi minyak nasional sebesar 1 juta (bph).
â€Kita fokus dulu dipersiapan pengembangan penuh Banyuurip,†tegas mantan Menteri Pariwisata ini.
Sebelumnya, Pertamina telah mengajukan pengambilalihan operator Gas Jambaran Blok Cepu di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, kapada Kementrian ESDM dan BP. Migas. Alasannya, Gas Jambaran merupakan satu lamparan dengan Sumur Gas Tiung Biru (TBR), Blok Gundih, di Desa Tambakrejo, milik Pertamina EP. Lain itu, agar MCL fokus pada persiapan produksi puncak sumur Minyak Banyuurip.
Rencananya, sumur Gas Jambaran tersebut akan diunitisasi dengan Sumur gas TBR. Bila Pertamina berhasil sebagai operator di Jambaran, maka Pertamina bisa dipercaya untuk menjadi operator di lapangan lain seperti lapangan gas Cendana. Pertamina juga menargetkan akan mampu melakukan produksi pada awal 2014 mendatang.
Bahkan, PT PLN (Persero) juga meminta kepada pemerintah agar PT Pertamina mengambil alih pengelolaan gas Blok Cepu sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit. Alasanyanya, Mobil Cepu Ltd (MCL), anak usaha ExxonMobil, hingga kini belum juga mengembangkan sumur gas tersebut.
Perusahaan listrik pelat merah itu juga siap membeli gas yang diproduksi Pertamina dari blok migas tersebut dengan harga komersial sekalipun.