SuaraBanyuurip.com – Samian Sasongko
Mobil Cepu Limited (MCL), operator migas Blok Cepu, terus mengembangkan eksplorasi di wilayahnya. Terbukti, dengan dilaksanaknnya sosialisasi pemboran sumur minyak Alas Tua Timur (ATE) di Balai Desa Desa Ngunut Kecamtan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, Selasa (20/12). Sosialisasi tersebut dihadiri Camat Dander Adji Yulianto, perwakilan MCL yakni Ikhwan Arifin, Kusnanto, dan Wiesje Rondonunu. Juga perangkat desa setempat, BPD, RT/RW, tokoh masyarakat dan Muspika Dander.
Camat Dander, Adji Yulianto mengatakan, sosialisasi ini dikandung maksud agar masyarakat Desa Ngunut bisa mengetahui dan menyampaikan aspirasinya sebelum pengeboran dilaksanakan.
“Semoga dalam pelaksanaan pengeboran di ATE nanti berjalan lancar. Karena itu saya harapkan MCL selalu melibatkan warga sekitar lokasi dalam pengerjaannya,†kata Adji Yulianto.
Sementara itu, menanggapi usulan warga, Ikhwan Arifin menjelaskan, MCL akan senantiasa transparan dalam perekrutan tanaga kerja. Namun, yang sering terjadi antara kebutuhan dan peminat tidak seimbang. Artinya yang ingin bekerja lebih banyak daripada peluang kerja yang ada. Kondisi inilah yang menjadi soal dan harus diselesaikan bersama.
“Kita akan mengevaluasi dan menekankan kepada kontraktor untuk selalu terbuka dalam merekrut tenaga kerja. Juga kita akan selalu berkoordinasi dengan Desa dan dinas terkait,†jelas Ikhwan.
Pada bagian lain, Kuswanto dan Rutledge bagian saffety (keselamatan) MCL menjelaskan, dalam pemboran yang akan dilaksanakan ini kecil kemungkinan terjadi kebocoran H2S. Meski demikian, dampak itu tetap menjadi perhatian khusus bagi MCL. Karena, keselamatan kerja, masyarakat dan lingkungan adalah hal utama bagi semuanya.
“Untuk mengantisipasi itu (dampak H2S) akan disiapkan alat khusus yang diberikan kepada Sweeper dan di sekitar Rig. Sehingga ketika H2S itu muncul baru 10 ppm saja sirine akan berbunyi,â€jelas Kuswanto.
Wiesje Rondonunu menambahkan, eksplorasi sumur minyak itu tidak sembarangan dilakukan. Perlu persiapan matang dan perhitungan yang sangat jeli sebelum melakukan pemboran.
“Harus diawali study penelitian agar semuanya berjalan lancar tanpa ada dampak yang mambahayakan semuanya. Dan, terkait tanaman yang diduga terkena sinar lampu menjadi tidak normal, bijinya akan dikroschek dulu kebenarannya dengan dinas terkait,†jelas Wieje Rondonunu.