SuaraBanyuurip.com – Ririn W
Bojonegoro – Sistem pertanian organik kini menjadi idola para petani. Sistem ini pula yang akan dikembangkan untuk menyukseskan program kedaulatan pangan. Â
Sistem yang menghindari penggunaan pupuk kimiawi ini, muncul dalam Festival Kahyangan Api di obyek wisata api abadi di Bojonegoro. Pemunculan teknis pertanian organik pada perhelatan itu, sebagai bentuk penghargaan terhadap kelompok tani dari Desa Ngunut, Bandungrejo, Sukoharjo dan Desa Leran.
Empat desa tersebut menjadi garapan operator Blok Cepu, Mobil Cepu Ltd (MCL), di bidang pertanian. MCL bersama Dinas Pertanian Bojonegoro berupaya menjadi desa tersebut sebagai desa percontohan dalam bidang pertanian organik.
“Kami akan terus mendukung kegiatan masyarakat, khususnya yang berada di wilayah proyek migas diberbagai sektor. Saat ini MCL bekerjasama dengan NGO untuk memajukan 3 Kecamatan di sektor pertanian,†jelas Field Public and Government Affairs Manager MCL, Rexy Mawardijaya, disela-sela Festival Kahyangan Api, di komplek wisata Kahyangan Api, Bojonegoro, Kamis (7/6/2012).
Dia jelaskan, dalam program ini masyarakat didorong untuk meningkatkan usaha pertanian organik. Usaha pertanian yang ramah lingkungan ini, agar diterapkan dalam sistem bercocok tanam. Melalui sistem ini pula petani akan dibiasakan tidak menggunakan pupuk kimiawi dalam bertani.Â
Sementara itu, Sugiono, salah satu anggota Pusdakota Sleman, Yogjakarta mengatakan, festival ini sebagai wadah untuk mendampingi petani Bojonegoro dalam menerapkan sistem bercocok tanam secara organik. Apalagi sistem bertani organik dikenal sebagai sistem yang ramah lingkungan.
“Karena pada Pusdikota ini kami telah membuktikan bagaimana hasil produksi organik dibandingkan sistem konvensional yang kebanyakan menggunakan bahan kimia,†ujar pria yang lahir 44 tahun lalu itu. (tg)