SuaraBanyuurip.com –Samian Sasongko
Persoalan lahan untuk proyek Blok Cepu kembali mencuat. Enam ahli waris pemilik lahan menutup jalan menuju Well Pad B Banyuurip, Sabtu (23/06/2012), sekitar pukul 05.wib pagi tadi. Aksi ini dilakukan karena para ahli waris itu merasa tanah mereka belum dijual namun sudah berpindah tangan ke Mobil Cepu Limited (MCL), Operator Migas Blok Cepu.
Akibat aksi ini, aktifitas di lokasi proyek engineering, procurement and construction (EPC) Â 1 yang sedang dilakukan pengurukan oleh PT. Tripatra Engineers & Constructors menjadi terganggu.Karena dump truk pengangkut tanah urug tidak dapat masuk lokasi Well Pad B.
Dari pantauan, dalam aksinya ini enam ahli waris lahan dari Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, ring 1 Sumur Minyak Banyuurip, itu mematoki jalan menuju Well Pad B menggunakan bambu. Selain itu, mereka juga melintangkan bambu ditengah jalan sambil memasang poster bertuliskan “Tanah Pak Jayus belum di jual dan jangan dikerjakan/dilewati karena ibu Irah dan waris belum menjual tanah iniâ€.
“Aku ora rumangsa durung adol tanah iki, tapi kok wis digarap (saya tidak merasa menjual tanah ini, tapi kok sudah dikerjakan),†kata Jayus ketika ditemui dilokasi pematokan jalan.
Dia mengaku, lahannya seluas 3021 meter persegi telah diserobot. Karena dirinya merasa tidak pernah menandatangi jual beli tanah tersebut. Hanya saja Jayus tak mengatakan secara pasti siapa yang telah melakukan penyerobotan lahannya.
â€Saya minta tanah saya jangan digarap. Sebab sampai hari ini saya tidak merasa belum menjualnya,†tegasnya kembali.
Aksi yang dilakukan Jayus bersama lima ahli waris itu langsung menyita perhatian Polsek Gayam untuk kemudian datang ke lokasi. Namun, usai memasang patok dan poster, enam ahli waris itu meninggalkan lokasi.
Sementara itu, Field Public and Government Affairs Manager MCL, Rexy Mawardijaya sedang berupaya dihubungi untuk mengklarifikasi aksi yang dilakukan ahli waris salah satu pemilik lahan Blok Cepu.(suko)