SuaraBanyuurip.com –Samian Sasongko-Ririn W
Persiapan unjuk rasa pemblokiran jalan Blok Cepu, Senin (25/6/2012) besok, mulai dipersiapkan. Sejumlah warga Desa Gayam, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, sore tadi secara bergotong-royong mendirikan terop di perempatan Pasar Desa Gayam.
“Daripada nganggur, ikut bantu-bantu mas. Kalau nanti kontraktor lokal banyak yang dapat pekerjaan tentu kita-kita pasti juga akan bisa bekerja,” kata sejumlah pemuda di lokasi pendirian terop.
Meski persiapan unjuk rasa telah dipersiapkan warga, namun Polres Bojonegoro belum dapat memastikan berapa jumlah personil yang akan diterjunkan untuk mengamankan aksi pemblokiran jalan besok.
“(pengamanannnya) Diselesaikan Polsek gayam,” kata Kabag Operasional (Ops) Polres Bojonegoro, Kompol Agus Hariadi melalui short massage sent (SMS), Minggu (24/06) petang.
Senada juga disampaikan, Kapolsek Gayam, AKP. Sudirman. Dia juga belum bisa memastikan berapa personil yang akan dikerahkan untuk pengamanan besok.
“Kita masih berkoordinasi dengan Polres dan koordinator aksi,” timpal Sudirman.
Padahal, sesuai informasi yang diterima dilapangan, demonstrasi itu akan diikuti sekitar lima ribu massa dari 15 desa sekitar Lapangan Migas Banyuurip – Jambaran Blok Cepu yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Bersatu dan Kontraktor Lokal (AMBKL). Rencananya ribuan massa itu akan menggelar unjukrasa di dua titik dengan menutup jalan utama menuju Sumur Minyak Banyuurip di Kecamatan Mojodelik.
Yakni di perempatan Pasar Desa Gayam dan pertigaan Desa Brabowan, Kecamatan Ngasem (bukan dekat gas oil separation plant/GOSP). Dua jalan itu merupakan akses menuju Sumur Banyuurip yang digunakan Mobil Cepu Limited (MCL) maupun kontraktornya.
Dalam aksi ini masyarakat akan mengusung lima tuntutan yang intinya menuntut PT. Tripatra Engineer & Constructor, kontraktor MCL pelaksana proyek engineering, procurement and construction (EPC) 1 Banyuurip untuk memberdayakan masyarakat dan kontraktor lokal. (suko)