SuaraBanyuurip.com -Â Ririn W
PT. Bangkit Bangun Sarana (BBS), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bojonegoro menyarankan kepada kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) migas mendirikan pusat informasi masyarakat untuk memudahkan masyarakat memperoleh informasi tentang peluang kerja maupun usaha dalam kegiatan yang dilakukan.
“Ini sangat penting. Karena selama ini masyarakat lokal Bojonegoro sangat minim sekali memperoleh inmformasi tentang peluang usaha maupun kerja dari operator migas,” kata Direktur Utama (Dirut) PT. BBS, Deddy Afidick disela menghadiri Gathering feat DPR RI dan DPRD Jatim Daerah Pemilihan (Dapil) IX di Rumah Makan MCM dalam rangka ulang tahun blok Bojonegoro ke-1, Minggu (01/07/2012).
Dijelaskan, pembangunan pusat informasi masyarakat itu dapat dilakukan oleh masing-masing operator atau secara terpadu. Artinya, tiap KKKS bisa membangun pusat informasi masyarakat sendiri atau dari beberapa operator di Bojonegoro digabung menjadi satu dalam pusat informasi masyarakat tersebut.
Pusat Informasi masyarakat itu, lanjut Deddy, dapat dibangun di depan masing-masing kantor operator atau dipusatkan disatu kawasan di Bojonegoro. Sehingga masyarakat tidak merasa enggan untuk datang ke layanan pusat informasi masyarakat guna mencari informasi sesuai kebutuhannya.Â
“Teknisnya terserah nanti bagaimana. Karena masing-masing perusahaan memiliki kebijakan berbeda-beda. Tapi yang terpenting di pusat informasi masyarakat itu terdapat orang-orang kompeten seperti pengadaan dari masing-masing KKKS yang bertugas memberikan informasi kepada masyarakat,” papar Eksteranal Relations Manager Mobil Cepu Limit (MCL), operator Migas Blok Cepu, ini.
Menurut dia, dengan dibangunnya pusat informasi masyarakat ini akan menjadi salah satu upaya untuk dapat memaksimlakan kandungan lokal dalam kegiatan migas di Bojonegoro. Sebab masyarakat akan dengan gampang memperoleh informasi tentang peluang kerja maupun usaha tanpa harus pergi ke Jakarta. Â
“Selain itu juga dapat meminimalisir gejolak sosial masyarakat yang sering menghambat kegiatan migas,” Â sergah bapak dua anak ini.
Deddy menilai, munculnya gejolak sosial masyarakat itu salah satunya dikarenakan minimnya informasi yang diperoleh masyarakat tentang peluang usaha maupun kerja dari operator migas.
“Mereka sampai bersikap brutal karena minim sekali memperoleh informasi. Namun, kalau semua disampaikan secara transparan dan terbuka tentu masyarakat akan mudah menerima,” ungkapnya masuk akal. (suko)
“