SuaraBanyuurip.com – Ririn W
Bojonegoro – Sebanyak 200 warga Desa Ngunut, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jatim melakukan aksi demontrasi di kantor Pemkab Bojonegoro. Mereka merasa dirugikan karena lahannya diserobot untuk fasilitas umum tanpa ada ganti rugi, Kamis (5/7/2012).
Sedangkan kerugian yang ditanggung warga, diantaranya, pada tahun 1977 jembatan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Dander dan Kecamatan Ngasem terputus. Akses tranportasi dialihkan dengan melebarkan jalan desa dari semula 1,5 meter menjadi 5 meter sepanjang 900 meter. Proses pelebaran itu ganti rugi, yang konon disampaikan melalui  Kades sampai sekarang tak disampaikan kepada warga.
Pada tahun 1992, PDAM Bojonegoro membangun jaringan pipa melintas jalan desa sepanjang 300 meter, sehingga lebar jalan pun bertambah menjadi 8 meter. Â Dalam prosesnya warga tak diajak bicara dan juga tak ada ganti rugi atas proyek pelebaran jalan.
Tragisnya lagi, pada tahun 2007, operator Blok Cepu, Mobil Cepu Ltd (MCL) melakukan pengeboran di desa setempat. Dalam proyek ini warga juga tak mendapatkan kompensasi, bahkan perekrutan tenaga kerja pun tak menggunakan warga Ngunut.
Dalam aksinya, warga melakukan orasi di depan pintu masuk Pemkab Bojonegoro. Mereka mengendarai pickup dengan mengusung sejumlah spanduk berisi tuntutan.
“Mana Bupatinya? Jangan pengecut, kami butuh karena ingin menuntut hak kami selama 35 tahun yang belum terpenuhi sampai sekarang,†kata Kasmirin, koordinator lapangan aksi di atas kendaraan yang dilengkapi oleh soundsystem tersebut.
Menurut Kasmirin, aksi warga ini sebagai entuk kekecewaan karena berbagai tuntutan tak direspon. Diungkapkan pula, ketika tahun 2011 terjadi protes warga dengan merusak pipa PDAM yang berujung bentrok dan terjadi keributan. Hal ini berbuntut dengan penangkapan 6 warga dan dihukum 5 bulan penjara.
“Sampai sekarang Pemerintah Bojonegoro tidak sedikitpun ada usaha untuk menyelesaikan kasus tanah Ngunut. Jadi sekarang kami minta pemerintah mengganti rugi atas semua yang dilakukan PDAM, MCL, juga Pemkab Bojonegoro,†teriak Kasmirin.
Dikonfirmasi terspisah, Field Public and Government Affair Manager MCL, Rexy Mawardijaya, menyatakan, pihaknya sudah mengoptimalkan tenaga kerja lokal di wilayah Ngunut, salah satunya untuk tenaga kerja sweeper Pos dan security yang sebagian besar berasal dari sekitar pemboran.
Sedangkan Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Hartono, saat menyambut kedatangan para warga di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro mengatakan, jangan ada provokasi saat ini. Diharapkan untuk permasalahan warga Ngunut hanya warga Ngunut saja, jangan ada campur tangan pihak lain.
“ Dan kalau merasa dirugikan oleh pihak tertentu silahkan membuat laporan resmi dan ajukan ke meja hijau. Sekarang Bapak dan Ibu bisa kembali dan kita bicarakan dengan kepala dingin,†kata Setyo Hartono. (tg)