SuaraBanyuurip.com – Edy Purnomo
Tuban – Tawuran antar pelajar yang terjadi disejumlah kota di Indonesia mengundang beberapa hari terakhir ini keprihatinan para pelajar di Kabupaten Tuban, Jatim. Sebagai bentuk penolakan terhadap aksi tawuran itu para pelajar di Bumi Ranggalawe itu menandatangani deklarasi damai.
Seperti yang dilakukan pelajar madrasah aliyah (MA) Ash – Shomadiyah Tuban. Sebanyak 80 siswa mendatangi sekolah bertaraf international (SBI) SMA Negeri 1 Tuban dan menyerukan kecaman terhadap aksi tawuran antar pelajar, Rabu (3/10/2012).
Puluhan pelajar itu berangkat dari Jalan Makam Agung Tuban melakukan long march dengan menyusuri beberapa jalan kota dengan meneriakkan yel-yel anti tawuran. Lain itu, mereka juga meminta kepada beberapa pihak untuk mendukung pelajar untuk menolak tawuran.
“Kami pelajar mengecam adanya tawuran seperti yang ada dibeberapa daerah,” teriak Dedi Sukmajaya, Ketua organisasi siswa intra sekolah (OSIS) MA Ash – Shomadiyah Tuban.
Mereka menyebut, tawuran yang terjadi bisa jadi dikarenakan sekolah yang seharusnya menjadi ajang pendidikan, justru menjadi momok yang menakutkan bagi pelajar. Karena tak jarang pelajar merasa terkekang dan mencari pelarian salah satunya dengan jalan tawuran.
Setelah beberapa menit melakukan long march dan meneriakan kecaman terhadap tawuran pelajar, rombongan disambut disambut belasan pengurus OSIS SBI SMA Negeri 1 Tuban di halaman sekolah.
Setelah melakukan beberapa diskusi, kedua pihak pelajar dari sekolah yang berbeda akhirnya bersepakat dan berikrar damai.
“Kami menyambut baik deklarasi damai ini, dan akan kami dukung,” jawab Gigih Patma Pamungkas, ketua OSIS SMAN 1 Tuban setelah menerima massa aksi dari MA Ash-Shomadiyah.
Diketahui, deklarasi damai dan anti tawuran yang dilakukan oleh puluhan pelajar ini dipicu banyaknya kasus tawuran dan bahkan menyebabkan kematian beberapa orang pelajar yang ada di Jakarta. (edp/suko)