SuaraBanyuurip.com – D Suko Nugroho
Bojonegoro – Kontraktor lokal ring 1 Blok Cepu masih berharap banyak bisa terlibat dalam proyek enginering, procurement and construction (EPC) Banyuurip. Mereka tak ingin menjadi penonton di daerahnya sendiri.
“Kalau diberi kesempatan kita bisa kok,” ungkap Kamidin, Direktur CV. Prima Abadi, dari Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Menurutnya, dengan beberapa pengalaman pekerjaan yang pernah didapat kontraktor lokal sekitar pemboran di proyek Blok Cepu cukup menjadi modal untuk bisa terlibat lebih maksimal. Selain itu kontraktor lokal merupakan bagian terpenting dalam ikut mensukseskan proyek di Banyuurip – Blok Cepu.
“Kalau lokal dilibatkan saya kira akan membantu kelancaran proyek karena bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak sehingga bisa meminimalisir terjadinya gejolak sosial disekitar proyek,” papar Kamidin kepada suarabanyuurip.com, Minggu (27/01/2013).
Namun demikian Kamidin, juga menyadari keterbatasan yang dimiliki kontraktor lokal. Baik dari segi pengalaman, permodalan dan legalitas.
“Tapi saya optimis jika mereka dibina dan diberi kesempatan akan bisa melaksanakan pekerjaan dengan baik. Kuncinya harus ada dispensasi atau kebijakan tersendiri buat kontraktor lokal,” tegas Warga Dusun Temlokorejo, Desa Gayam ini.
Dia mencotohkan, pekerjaan pengurukan EPC – 1 dari Tripatra banyak yang disuplai dari kontraktor lokal termasuk CV. Prima Abadi. “Ini bukti bahwa kita bisa jika diberi kesempatan,” tegas Kamidin.
Untuk diketahui, dari lima paket proyek Banyuurip yang sedang dilaksanakan Mobil Cepu Limited (MCL), operator migas Blok Cepu, tiga paket proyek berpusat di Bojonegoro. Yakni EPC 1 yang dilaksanakan PT. Tripatra Engineers & Constructors, EPC-2 oleh Inti Karya Persada Teknik (IKPT) dan PT. Hutama Karya (HK) di EPC-5 Banyuurip. Sedangkan jumlah kontraktor lokal sekitar pemboran Banyuurip sebanyak sekira 60 perusahaan. (suko)