SuaraBanyuurip.com -Â Totok Martono
Lamongan –Aksi demo yang dilakukan para awak bus Antarkota Dalam Propinsi (AKDP) di terminal Osowilangun Surabaya, Jawa Timur yang masih berlangsung hingga Selasa (5/3/2013), menjadikan para pelajar di Lamongan, Jawa Timur kleleran. Mereka tidak bisa cepat berangkat ke sekolah karena tidak ada angkutan umum.
Dari pantauan SuaraBanyuurip.com, sejak pukul 07.00 WIB di sepanjang jalan provinsi Babat-Lamongan, ratusan anak masih kleleran ditepi jalan. Mereka hendak berangkat sekolah namun tidak ada angkutan  umum yang ditumpangi.
Biasanya para pelajar tesebut naik Mobil Penumpang Umum (MPU) trayek Babat-Lamongan. Namun semua MPU yang biasa mengangkut mereka telah penuh penumpang umum. Ini dikarenakan tidak ada bis AKDP jurusan Surabaya – Tuban dan Surabaya – Bojonegoro yang beroperasi.
Disaat tidak ada bis yang lewat, MPU sendiri lebih suka melayani penumpang  umum karena bisa mendapatkan ongkos penuh. Berbeda jika penumpangnya pelajar bayarnya hanya separuh.
“Penumpang umumnya banyak sekali, Mas. Jadi tidak bisa mengangkut pelajar,“ kata Sumali yang berhenti mengangkut penumpang di pertigaan Sukodadi.
Karena tidak ada angkutan lain, dua hari ini sopir MPU menaikkan ongkos penumpang hingga dua kali lipat. Ongkos Babat-Lamongan yang biasanya Rp8.000 dinaikkan Rp16.000 Ongkos penumpang pelajar yang biasanya separuh juga naik dua kali lipat.
Para pelajar yang tidak mendapatkan angkutan, sebagian memilih menunggu angkutan umum yang sepi walau resikonya harus terlambat masuk sekolah. Sebagian lain memilih bolos sekolah. Tidak sedikit yang kemudian pulang minta diantar kesekolah orangtuanya.
Seperti yang di lakukan Mutiara Perssa, siswi asal Moropelang, dia minta diantar ayahnya kesekolah setelah lebih 30 menit tidak mendapatkan MPU.  “Lebih baik terlambat dari pada tidak masuk sekolah,“ kata pelajar kelas 7 MTSN Model Babat ini. (tok)