SuaraBanyuurip.com – Totok Martono
Lamongan – Meski sektor pertanian masih menjadi kontributor ekonomi terbesar di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, namun produktifitasnya terus merosot tajam. Ini dikarenakan tidak adanya industrialisasi pertanian yang dilakukan Pemkab setempat. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Jatim, Jumadi, saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Pendapa Lokatantra, Senin (25/3/2013). Kegiatan itu juga dihadiri Kepada Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah (Bakorwil) Bojonegoro, Idrus Ahmad.
Tahun 2007, ungkap dia, kontribusi sektor pertanian masih sebesar 50,92 persen. Kemudian terus turun menjadi 47,60 persen di tahun 2010, tahun 2011 menjadi sebesar 44,98 persen, dan akhir tahun 2012 sebesar 41,58 persen.
Produktivitas dan kualitas komoditi sektor pertanian harus ditingkatkan dengan menerapkan teknik budidaya yang benar serta agar dikaitkan dengan Program Agropolitan. Â Sektor pertanian akan lebih besar memberikan nilai tambah dan menjadi nilai pengganda perekonomian daerah jika besarnya potensi ini diiringi upaya pengolahan terlebih dahulu sebelum diperdagangkan. Yakni dengan melakukan industrialisasi sehingga makin berkembang.
Lebih jauh dipaparkan oleh Jumadi, pertumbuhan ekonomi Lamongan tahun 2008-2012 polanya sama dengan Jatim. Yakni mengalami perlambatan pada kurun waktu 2008-2009. Kemudian mengalami pecepatan pada kurun waktu 2007-2011 dengan laju pertumbuhan periode 2008-2010 lebih cepat dari Jatim.
“Sampai dengan Bulan Maret 2013, berdasar angka yang masih sangat sementara dari BPS, pertumbuhan ekonomi Jatim 7,27, dan pertumbuhan ekonomi Lamongan 7,22,“ ungkap dia.
Sementara Bupati Lamongan, Fadeli, dalam sambutannya terkesan formil hanya menyarankan pada setiap stake holder untuk  selalu meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui sektor peternakan, pertanian, perikanan, perkebunan, dan usaha mikro kecil menengah. (tok)