SuaraBanyuurip.com -Â Ali Musthofa
Blora – Banyak cara yang dilakukan masyarakat muslim untuk menyongsong bulan puasa ramadhan yang sudah ditetapkan pemerintah jatuh pada Rabu (10/7/2013) mendatang. Selain memperbanyak ibadah untuk membersihkan hati, ada adat isitiadat yang sampai saat ini masih melekat di tengah-tengah masyarakat jawa untuk menyongsong ramadhan.
Seperti ‘megengan’ atau mapak poso (menyambut puasa) yang dilaksanakan warga di lingkungan Masjid Mambaul Ulum Desa Kentong, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan warga selepas menjalankan Salat Isya’ berjamaah pada Senin (7/7/2013).
Megengan yang dilaksanakan warga Kentong ini berbeda dengan megengan yang dilakukan warga pada umumnya. Diamana megengan sering digelar tasyakuran di rumah masing-masing dengan mengundang para tetangga sebelah. Namun di Desa Ketong megengan dipusatkan bersama-sama di Masjid. Pengumuman kegiatan itu disampaikan kepada jamaah sehari sebelum megengan dilaksanakan melalui pengeras suara.
Bagi warga Kentong, tasyakuran model megengan ini sebetulnya murni budaya masyarakat lokal. Bukan budaya yang diajarkan dari Arab sebagaiman pusat agama islam pertama kali disyiarkan.
Menurut Kyai Muhadi dalam pembukaan sebelum acara tahlilan dan doa bersama, di bulan puasa nanti segala macam siksa kubur akan dihentikan. Oleh karenanya para arwah nenek moyang akan berkunjung kerumahnya masing-masing untuk melihat apakah ada sanak keluarganya yang menggelar syukuran atau kirim doa bagi kerabat yang sudah meninggal.
“Karena siksa kubur dalam bulan puasa ditiadakan, para arwah sangat mengharapkan datangnya kiriman doa baginya dari keluarganya yang masih hidup,” ujar Muhadi.
Inti dari syukuran ini, lanjut Muhadi, selain untuk bersedekah antar sesama, juga menjadi doa yang bisa meringankan siksa serta pengampunan dosa-dosa para leluhurnya. “Mereka sangat berharap doa keluarganya, terutama doa dari anaknya yang soleh-soleha,” tuturnya.
Muhadi menambahkan, dengan menggelar megengan atau tasyakuran ini bisa lebih memantapkan hati para kaum muslimi nantinya ketika menjalankan puasa.”Semoga kita bisa menjalankan puasa dengan hati yang bersih. Dan bisa menjalankan syariat puasa dengan terpenuhinya syarat rukun dan wajibnya,” pungkas Muhadi.(Ali)