Landasan Pacu Lapter Ngloram Diperpanjang

tinjau lapter

SuaraBanyuurip.comAli Musthofa

Blora – Kepastian reaktifasi lapangan tervbang (Lapter) Ngloram, Blora, Jawa Tengah saat ini mulai menemukan titik terang. Dalam waktu dekat akan ada pembebasan lahan lagi untuk pengembangan ladasan pacu Lapter di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Blora tersebut.

Hal itu terjadi setelah dilakukan peninjauan lokasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pertanahan Nasional dan Agraria RI, Perwakilan PT  Pertamina (Persero). Turut mendampingi dari Pemprov Jawa Tengah, Bupati Blora Djoko Nugroho, dan perwakilan dari Perusahaan Jasa Penerbangan pada hari Kamis (18/7/2013) lalu.

Perwakilan dari BPN, Sugiarto, dengan didampingi Kepala BPN Blora, Djati Hartono, mempertanyakan kerelaan warga penggarap untuk menyerahkan lahan yang digarapnya kembali.

”Kira-kira apakah para penggarap itu bisa, dan mau menyerahkan kembali lahan yang digarap untuk pertanian itu,” tanyanya di hadapan Bupati Blora saat di lokasi.

Mantan Kepala Desa Ngloram, Hariyanto, yang ikut mendampingi Bupati Blora, Djoko Nugroho, mengatakan, proses pengembalian itu sudah tidak ada masalah. Mereka para penggarap sudah rela menyerahkan kembali tanah yang digarapnya kembali, dan mereka sudah menyatakan dalam surat pernyataa yang bermaterai.

Menurut rencana, landasan pacu untuk pesawat terbang akan dilakukan pengembangan panjang dari sepanjang 900 meter menjadi 2.200 meter. Hal ini akan ada pembebasan lahan pertanian milik warga lagi.

”Kalau misalnya ditambahkan panjangnya, maka akan dilakukan pembebasan lahan milik warga Ngloram, dan warga Desa Klagen (Kecamatan Kedungtuban),” ungkap Haryanto.

Usai peninjauan lokasi, rombongan sempat berdialog dengan warga pemilik lahan yang ada di sekitar lokasi Lapter. Dari perwakilan warga pemilik lahan, mayoritas menanyakan perihal harga tanah yang dibebaskan.

”Kami minta agar penentuan harga pembebasan lahan tetap melibatkan warga, dan warga harus dilibatkan dalam penentuan harga,” ujar Juwari, warga Ngloram.

Dia katakan, setelah tanah dibebaskan secara otomatis ada warga yang tergeser posisi rumahnya, dan akan dibatasi oleh pagar pembatas dengan lokasi. Lalu bagaimana dengan jalan kampung yang saat ini masuk wilayah pengembangan Lapter.

“Kami minta untuk dibuatkan jalan baru,” pinta Juwari mewakili warga.

Bupati Blora, Djoko Nugroho, menyatakan, penentuan harga tanah akan ditentukan oleh tim tersendiri. Nanti harganya bila sudah ditentukan tetap akan ditawarkan kepada para pemilik tanah, kemudian para pemilik tanah bisa mengevaluasi dan mengutarakan harga yang diminta untuk disepakati bersama dalam sosialisasi lanjutan.

Terkait permintaan pembuatan jalan oleh warga, Kokok, pangillan akrab Bupati asli Cepu ini menegaskan, tetap akan dibuatkan jalan baru. ”Itu tanggung jawab kami selaku pemerintah daerah, dan akan dibuatkan sesuai harapan warga,” ujar Kokok.

Dalam kesempatan itu pula, Kokok juga berpesan agar warga tetap tenang dan menjaga kondisi agar tidak memunculkan polemik. Dia berharap warga tak mudah terprovokasi oleh hasutan pihak luar yang akan mengganggu proses pembebasan lahan. (ali)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *