Warga Campurejo Kesulitan Air Bersih

susah air

SuaraBanyuurip.com - Ririn Wedia

Bojonegoro – Kekeringan di desa sekitar Lapangan Migas Sukowati, Blok Tuban, terus meluas. Setelah Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang dilanda kekeringan, kini giliran Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro terancam krisis air bersih.

Sanaji (45), warga RT. 17/RW02 Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, mengungkapkan, sudah hampir satu minggu wilayahnya krisis air bersih. Untuk kebutuhan sehari-hari, dirinya dan warga lainnya harus bergantian antri mengambil air dari sumur yang dibuat sendiri.

“Kami gotong royong untuk membuat sumur sendiri. Tapi sudah kedalaman 80 meter belum juga keluar airnya,” kata bapak dua anak ini.

Dia menjelaskan, warga di Dusun Plosolanang bergiliran mengambil air dari sumur yang terletak berdekatan dengan sawah miliknya dengan menggunakan jirigen maupun ember. Hal ini dikarenakan, air di masing-masing rumah sudah tidak mengalir lagi.

“Sumur milik warga sudah mulai kering. Jadi ambilnya disini,” ucap Sanadi.

Selain mulai kesulitan untuk kebutuhan sehari-hari, warga juga mulai khawatir akan pengairan sawahnya. Karena pengairan sawah mereka selama ini mengandalkan Sungai Bengawan Solo, namun saat ini juga tidak memadai lagi. Akibatnya, puluhan hektar sawah terancam kering dan mati.

“Salah satunya ya sawah milik saya ini, ada seluas 1 hektar yang baru masuk bulan ke empat,” tandas Sanaji.

Dia mengaku khawatir jika air yang disedot melalui sumur bor tidak mencukupi untuk pengairan sawahnya, maka kerugian yang ditanggung bisa mencapai ratusan juta rupiah. Sebab sawahnya akan mengering dan biaya produksi selama masa tanam sampai sekarang usai perabukan akan sia-sia.

“Belum ada bantuan air bersih dari JOB P-PEJ, Mbak. Padahal warga sudah minta pada mereka,” tutur Sanaji.

Hal serupa disampaikan Sadiq (50). Warga RT.19/RW.01 Dusun Plosolanang itu mengaku, hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut. Untuk menyiasati kesulitan air bersih saat ini dia dan anak istrinya  mandi menjelang malam tiba.

“Dicukupkan saja airnya,mandi cukup sehari sekali,” tandas buruh tani ini lemas.

Seperti yang disampaikan sebelumnya, Field Manager Joint Operating Body Pertamina – PetroChina East Java (JOB P-PEJ), Junizar, menyatakan, bahwa belum ada pengajuan proposal satupun dari pihak desa untuk bantuan air bersih.

“Belum ada pengajuan, jadi belum ada dropping air,” sergahnya.(rien)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *