SuaraBanyuurip.com – Samian Sasongko
Bojonegoro – Ketidakjelasan pelaksanaan program Kandang Belajar Sapi Rakyat (KBSR) di Desa Brabowan, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dari operator ladang Migas Banyuurip, Blok Cepu, Mobil Cepu Ltd (MCL), disikapi serius oleh pihak pemerintah kecamatan setempat.
Camat Gayam, Hartono, mengungkapkan, sampai saat ini belum ada pengurus yang ditugasi untuk mengelola KBSR memberikan tahu hasil perkembangan kepada pihak Kecamatan Gayam. Oleh karena itu, KBSR itupun tidak luput dari pemantauannya.
“Jangan dikira saya diam tidak memantaunya, Mas. Saya akan pantau terus KBSR itu perkembangannya seperti apa. Karena, sampai saat ini program KBSR itu sudah sejauhmana perkembangan juga tidak ada laporan sama sekali ke pihak Kecamatan Gayam,†kata Hartono kepada suarabanyuurip.com saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa, (11/03/2014).
Hartono, menjelaskan, hal ini dilakukan karena sudah banyak informasi dari warga sekitar terkait dengan pengelolaan KBSR itu yang diduga tidak transparan. Salah satu contoh informasi yang masuk adalah awal MCL memberikan bantuan 40 ekor sapi untuk program penggemukan. Namun, sampai saat ini perkembangan seperti apa warga juga tidak ada yang mengetahuinya.
“Informasi yang saya terima sekarang sapinya tinggal enam ekor, Mas. Sedangkan, kalau pada saat awal penggemukan itu andai kata dijual hasilnya digunakan untuk apa harus jelas,†ungkap Hartono.
Dia katakan, selain terjun sendiri menggali informasi, pihaknya memerintahkan baik perangkat maupun staf Kecamatan Gayam untuk menelusirinya. Jika nanti data sudah lengkap tidak menutup kemungkinan pengurus maupun LSM pendampingnya akan dipanggil untuk memberikan penjelasan. (sam)