SuaraBanyuurip.com – Ali Musthofa
Blora – Fosil gajah purba yang merupakan hasil ekskavasi (penggalian) di tahun 2009 lalu di Dusun Sunggun, Desa Mendalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah masuk dalam salah satu 7 (tujuh) Â temuan fosil purba terbesar yang ditayangkan di On The Spot salah satu acara telivisi nasional.
Saat ini replika fosil gajah purba tersebut disimpan di Gedung Museum Geologi Bandung. Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora melalui Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora bakal memajang dan memamerkan replika fosil gajah purba tersebut di gedung Sasana Bakti Blora.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala DPPKKI Blora, Slamet Pamuji. “Kami pastikan replika fosil gajah purba itu nanti dipajang di gedung kompleks Sasana Bakti,’’ kata Slamet Pamuji pada suarabanyuurip.com, Sabtu (31/5/2014).
Pamajangan replika fosil gajah purba menurut dia, bakal menjadi identitas dan kebanggaan tersendiri bagi warga Blora. Selain itu juga menarik perhatian warga untuk datang melihatnya. Selain itu juga sebagai media pengkajian ilmu purbakala di Blora.
Untuk mengalokasikan pemajangan fosil gajah purba tersebut, hingga kini pihak Pemkab Blora melalui DPPKKI sedang berbenah guna menyiapkan piranti serta anggaran untuk keperluan tersebut. Sebab, butuh tenaga khusus untuk melakukan perawatan pada replika fosil gajah purba itu.
“Kami yakin, replika fosil gajah purba ini akan menjadi kebanggaan sekaligus tontonan warga masyarakat, maka dari itu kita butuh tenaga yang tidak hanya merawat, tetapi juga menjaga serta memberikan penjelasan tentang fosil,†ujar Slamet Pamuji.
Menurut Mumuk, demikian akrab disapa mengutarakan bahwa  gedung Sasana Bakti merupakan tempat yang representatif untuk melakukan pertemuan umum atau acara yang bersifat keluarga, sehingga tidak akan sepi pengunjung.
Kepala Bidang Kebudayaan, Suntoyo menjelaskan, bahwa  dari hasil kajian tim museum geologi Bandung, selain spektakuler, pada umumnya, gajah Blora hampir sama dengan gajah di Indonesia. Namun, gajah yang sudah berusia 250.000 tahun yang lalu ini lebih tinggi empat hingga lima meter. Sementara berat gajah Blora ini diperkirakan sekitar 6 sampai 8 ton.
“Saat ini replikanya masih berada di museum geologi Bandung, sebab  pihak kami masih berbenah. Meski demikian replika tersebut sudah diserahkan oleh museum geologi Banndung kepada Pemkab Blora,†ujarnya.
Dikatakan oleh Yoyok, museum geologi Bandung membuat dua replika fosil gajah Blora, yang satu di simpan di museum dan yang satunya diserahkan kepada pemkab Blora.
Sekedar informasi, belum lama ini museum Geologi Bandung meluncurkan penghuni baru yakni Fosil Gajah Purba Blora dengan nama ilmiah Elephas Hysudrindicus. Fosil yang ditemukan di Dukuh Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Blora pada bulan Maret 2009 itu dipajang di aula utama museum. Peluncuran fosil gajah yang diperkirakan berusia 200.000 hingga 800.000 tahun itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-85 Museum Geologi.
Selanjutnya, bersamaan dengan peluncuran tersebut, pihak Museum Geologi menyerahkan replika fosil gajah purba ke Pemkab Blora. Replika tersebut diterima Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora Slamet Pamuji dan dibawa ke Blora.
“Tentu ada kebanggaan tersendiri, manakala fosil yang ditemukan di Blora dipajang di museum bertaraf internasional seperti Museum Geologi Bandung. Lebih membanggakan lagi fosil itu dipajang di ruang utama,†tandas Mumuk.(ali)