SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Badan Lingkungan Hidup (BLH), Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur  menegaskan belum mengetahui adanya gas suar bakar atau gas flare di Well Pad A, Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Rabu (5/11/2014).
“Saya tidak tahu, memangnya ada berapa gas flarenya di sana,” kata Kepala BLH, Tedjo Sukmono, saat dikonfirmasi Suarabanyuuri.com.
Tedjo mengungkapkan, gas flare yang diketahui pihaknya hanya ada di Gas Oil Separation Plant (GOSP). Oleh sebab itu, akan langsung mengecek ke lokasi untuk melihat kebenaran adanya gas flare di Well Pad A.
“Hari ini masih banyak rapat, besok kami akan langsung ke lokasi dan membawa foto sebagai bukti,” ungkapnya.
Sementara itu, Publick And Government Affair Manager EMCL, Rexy Mawardijaya, menyatakan, tiang gas flare yang berada di well Pad A, Lapangan Banyuurip, Blok Cepu didirikan karena adanya tambahan jumlah produksi minyak.
Rexy menegaskan, EMCL telah meningkatkan produksi minyak dari Lapangan Banyuurip, hingga mencapai total produksi 40 ribu barel per hari (bph). “Peningkatan produksi ini adalah bagian dari upaya peningkatan produksi Lapangan Banyuurip hingga mencapai produksi puncak sebesar 165 ribu bph pada tahun 2015,” paparnya.
Oleh karena itu, tambah Rexy, diperlukan tambahan flaring yang sudah mendapat ijin dari pemerintah. “Dan telah disosialisasikan kepada kepala desa terkait, muspika, dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bojonegoro,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, selain dilokasi Gas Oil Separation Plant (GOSP), sebuah tiang flare telah didirikan. Sebuah sumber menyatakan tiang flare didirikan sekitar satu bulan lalu, tepatnya sebelum peresmian fasilitas produksi Banyuurip, Blok Cepu. (rien/roz)